Jakarta (ANTARA News) - Menghadapi berbagai pemberitaan seputar permasalahan di ibukota, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso memiliki cara jitu untuk menghadapi. "Saya menghadapi pemberitaan seperti itu dengan santai tanpa beban, ibaratnya hadapi saja dengan muka `gedhek` (dinding rumah yang terbuat dari anyaman bambu)," kata Sutiyoso di sela penganugrahan Pena Emas Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Jakarta, Rabu malam. Pada awal masa jabatannya sebagai gubernur DKI, Sutiyoso mengaku sulit menghadapi wartawan, termasuk kerap kali merasa ucapannya "dipelintir" saat menjadi berita. "Namun semua itu saya pelajari, termasuk belajar dari Pak Tarman," ujarnya seraya melirik Ketua Umum PWI Pusat, Tarman Azzam. Kini, pria yang pada 7 Oktober 2007 akan mengakhiri masa jabatannya sebagai orang nomor satu di Jakarta itu justru merasa aneh bila dalam sehari tidak diwawancara oleh wartawan. "Yang ada malah kangen kalau tidak diwawancara," katanya, dan langsung disambut gelak tawa hadirin dalam acara di Balai Agung, Kantor Gubernur DKI Jakarta, itu. (*)
Copyright © ANTARA 2007