Cianjur (ANTARA News) - Iman Firmansyah (21), warga Gang Harapan II, Kelurahan Sayang, Cianjur, Jabar, mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri dengan seutas tali plastik, karena tidak kunjung memiliki uang guna menebus ijazahnya yang telah tiga tahun ditahan sekolah. Keterangan yang berhasil dihimpun ANTARA, Rabu, beberapa hari yang lalu, Iman sempat menyampaikan niatnya untuk menebus ijazah yang sudah tiga tahun belum diambil di sekolah yang sempat menggemblengnya. "Anak saya memang belum melunasi uang sekolah, meskipun sudah tiga tahun lulus. Saya sendiri tidak dapat berbuat banyak karena saya hanya kuli serabutan," kata Eman (45) ayah kandung korban. Sejak lulus dari salah satu SMA swasta di Cianjur, Iman sering kali mengeluh pada orang tuanya ingin segera menebus ijazah agar dapat melamar pekerjaan. Namun hingga tiga tahun biaya untuk menebus ijazah itu tak juga didapat, sehingga ia sempat putus asa dan mengalami depresi berat. "Saya tidak menyangka kalau Iman akan berbuat seperti ini, kemarin ia masih sempat menuturkan keinginanya untuk menebus ijazahnya itu dan saya berjanji akan meminjam uang hari ini," ucap Eman sambil sesekali menyeka air matanya. Niat sang ayah untuk meminjam uang pupus sudah, pasalnya menjelang pagi hari sekitar pukul 4.30, Eman yang terbangun untuk menunaikan shalat subuh terkejut ketika mendapati anak pertamanya itu, tergantung dengan leher terjerat tali plastik yang diikatkan ke plafon pintu. Eman segera berteriak minta tolong dan teriakannya didengar keluarga dan warga sekitar. Pihak keluarga dan warga berhamburan ke bagian belakang rumah dan berusaha menurunkan tubuh Iman yang tergantung. Fatimah, nenek Iman yang selama ini sangat dekat dengannya, sempat tidak sadarkan diri, ketika mengetahui cucu kesayangannya itu telah pergi dengan cara tidak normal. Bahkan sang nenek sempat berteriak-teriak meratapi kepergian Iman. Sementara itu petugas dari Polres Cianjur yang datang ke TKP langsung melakukan penyelidikan. Dugaan kuat, korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Tidak ada bekas luka mencurigakan akibat kekerasan, namun guna peyelidikan, petugas sempat membawa jasad korban ke RSUD Cianjur guna keperluan otopsi. (*)
Copyright © ANTARA 2007