Jakarta (ANTARA News) - Laba bersih Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) triwulan I 2007 sebesar Rp115 miliar, turun 34,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp176 miliar. Namun dibanding triwulan empat tahun 2006, laba bersih tersebut relatif sama yaitu sekitar Rp115 miliar, ungkap BII dalam siaran persnya yang diterima ANTARA News di Jakarta, Rabu. Penurunan laba bersih itu disebabkan antara lain oleh turunnya margin kredit akibat persaingan pasar yang semakin intensif sejak Maret 2006, serta persaingan dalam memperoleh dana pihak ketiga yang dibarengi dengan pergeseran simpanan dari tabungan dan giro ke deposito. "Meskipun persaingan meningkat, bisnis kami tetap bertahan khususnya setelah melewati 2006 yang sulit. Sumber pertumbuhan pendapatan, berbagai program dan inisiatif penting yang telah diimplementasikan mulai memperlihatkan hasil dan kami mengharapkan peningkatan kinerja yang signifikan hingga akhir 2007," kata Dirut BII, Henry Ho dalam siaran pers itu. Untuk pendapatan bunga bersih (NII), mereka juga mencatat penurunan 8 persen menjadi Rp620 miliar, yang merupakan pengaruh dari kenaikan rasio kredit bermasalah (NPL) pada tahun sebelumnya. Meski demikian, BII berhasil meningkatkan penyaluran kredit mereka hingga Rp26,489 miliar atau naik 14 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, Rp23,190 miliar. "Pertumbuhan kredit terutama berasal dari sektor UKM/komersial yang tumbuh 33 persen," ungkap siaran pers itu. Dengan demikian, komposisi kredit BII menjadi: konsumer 33 persen, UKM/komersial 39 persen, dan korporasi 28 persen. Dan rasio kredit terhadap simpanan (LDR) naik dari 57,49 persen pada tahun lalu menjadi 58,44 persen pada Maret 2007 Sedangkan total simpanan nasabah juga naik 4 persen dari Rp35,1 miliar pada triwulan I/2006 menjadi Rp36,356 miliar pada triwulan I/2007. Walaupun mencatat kenaikan pertumbuhan penyaluran kredit, mereka juga mencatat kenaikan pada rasio kredit bermasalah (NPL) netto dari 2,13 persen pada triwulan I/2006 menjadi 3,89 persen pada tahun ini. "Kenaikan NPL terutama disebabkan oleh dampak lanjutan dari 2006 dimana kenaikan inflasi, rendahnya tingkat kepercayaan konsumen, naiknya pembayaran minimum kartu kredit dan kondisi ekonomi yang kurang kondusif berdampak pada penurunan kualitas kredit selama 2006," ungkap siaran pers itu Henry Ho mengungkapkan, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan pangsa pasar melalui peluncuran sejumlah inisiatif dan program, khususnya di awal tahun untuk memanfaatkan momentum membaiknya ekonomi.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007