Batam (ANTARA News) - Menteri Penasehat Senior Singapura, Lee Kuan Yew, mengatakan bahwa perjanjian ekstradisi Singapura-Indonesia tidak akan mengganggu industri perbankan dan sektor properti negerinya. Keuangan Singapura tidak terbangun dari uang yang berasal dari Indonesia, dan mereka tidak perlu menyimpan uangnya di sini, meskipun beberapa dari mereka melakukan itu, kata Lee menegaskan ke Radio Singapura, yang dipantau ANTARA News di Batam, Rabu. Mantan Perdana Menteri (PM) Singapura tersebut mengatakan, dana yang terkumpul dalam industri perbankan Singapura berasal dari beberapa negara, termasuk China, India, Eropa dan Timur Tengah. "Dana yang berasal dari Indonesia tak melebihi dari dua hingga tiga persen dari keseluruhan uang industri perbankan," kata Lee, yang dijuluki "Bapak Singapura". Ia menegaskan pula, Singapura bukan benteng pertahan utama para koruptor asal Indonesia yang menyimpan uangnya di kota pulau itu. Namun, ia mengemukakan, Singapura dapat berperan sebagai penghambat dari kebocoran sistem yang terjadi di Indonesia. Ia mengatakan, sebenarnya Indonesia memiliki sistem yang seharusnya dapat diterapkan secara baik untuk mencegah para koruptor meninggalkan negaranya "Maksud saya, jika dia tidak dapat melalui perbatasan dengan paspornya, bagaimana bisa sampai ke Singapura?" katanya menambahkan. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007