Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF), anak perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. yang bergerak di bidang jasa perawatan pesawat, menyatakan optimistis dapat membukukan kinerja positif mengakhir tahun 2016.
"Kami meyakini bahwa peningkatan target tersebut adalah bentuk kepercayaan pemegang saham terhadap kinerja GMF yang terus bergerak ke arah positif," kata Direktur Utama GMF Juliandra Nurtjahjo dalam siaran pers, Kamis.
Menurut dia, optimistis kinerja positif itu dibuktikan dengan pencapaian "revenue" (pendapatan) yang hingga November 2016 sebesar 337 juta dolar AS atau 91,6 persen dari target yang dicanangkan, bahkan net profin margin sudah mencapai 55,6 juta dolar AS atau 120 persen dari target.
Sejalan dengan pencapaian kinerja GMF di tahun 2016, pemegang saham juga telah memutuskan target pencapaian di tahun 2017 yaitu untuk pencapaian pendapatan sebesar 454 juta dolar AS serta net profit sebesar 69 Juta dolar AS.
Dirut GMF Julian Nurtjahjo mengatakan bahwa kinerja positif di 2016 dan target kinerja 2017 menjadi landasan bagi GMF dalam mencapai visinya pada tahun 2020 untuk menjadi 10 besar perusahaan perawatan pesawat di dunia.
Untuk menjawab tantangan 2017 yang sudah di depan mata, GMF memiliki rencana jangka menengah dan jangka panjang yang telah disesuaikan dengan kebutuhan internal sekaligus mengantisipasi kondisi eksternal.
Selain itu, ketersediaan kapasitas menjadi perhatian GMF karena pertumbuhan pasar perawatan pesawat yang sangat cepat.
Namun dalam pengembangan fasilitas perawatan, GMF tentu mempertimbangkan rencana Garuda Indonesia sebagai induk usaha dan customer utama, serta pemegang saham mayoritas GMF.
Salah satunya pengembangan kapasitas GMF di area Batam. Menurut Juliandra, pemilihan Batam sebagai lokasi pengembangan bisnis didasari oleh aksesibilitas Batam yang dekat dengan pusat penerbangan regional Asia yaitu Singapura serta faktor lain yang sangat mendukung.
Ditunjuknya GMF sebagai Pusat Logistik Berikat oleh Dirjen Bea dan Cukai pada Oktober 2016 lalu dinilai juga menjadi peluang bagi GMF untuk bisa mengembangkan bisnisnya melalui pengembangan Pusat Logistik Berikat tersebut di Batam.
"Dengan kemitraan strategis dan dukungan optimal dari pemerintah selama ini, kami yakin pengembangan kapasitas perawatan pesawat baik di Batam, maupun kawasan timur Indonesia dapat dilaksanakan di tahun 2017," ujar Juliandra.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016