Gubernur BI Boediono, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, mengungkapkan keputusan tersebut diambil setelah dilakukan evaluasi terhadap kondisi ekonomi dan moneter di dalam dan luar negeri saat ini.
"Imbangan risiko pada 2009 menghendaki kebijakan moneter memberikan perhatian pada upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan tetap mengawal inflasi dan kestabilan sektor keuangan dalam jangka menengah," katanya.
Menurut dia, penurunan BI Rate juga karena tekanan inflasi di dalam negeri yang terus menurun menyusul penurunan harga komoditi pangan dan energi dunia, produksi pangan dan perlambatan permintaan agregat.
"Pada Desember 2008 justru terjadi deflasi sebesar 0,04 persen, sehingga laju inflasi 2008 tercatat 11,06 persen juga menjadi pertimbangan BI," katanya.
Boediono juga memperkirakan inflasi pada 2009 akan terus menurun hingga kisaran 5,07 persen sehingga ruang penurunan BI Rate masih akan terjadi.
Dia bahkan yakin kondisi perekonomian 2009 lebih baik dibanding 2009.
"Indra keenam saya mengatakan 2009 itu akan lebih baik," kata Boediono, saat mengawali konferensi pers sambil tertawa. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009