Surabaya (ANTARA News) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hidayat Nurwahid, menilai bahwa rencana perombakan (reshuffle) Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) akan menjadi bukti bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bukan penakut dan peragu.
"`Reshuffle` yang dilakukan Presiden SBY pada Mei akan menjadi pembuktian bahwa SBY bersikap tegas. Mei itu bukan 'maybe yes', 'maybe no', 'maybe May', 'maybe Juni', 'may be 2007', 'maybe 2008'," ujarnya di Surabaya, Rabu.
Usai berbicara dalam seminar "Pro-Kontra Amandemen UUD 1945" di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, ia menjelaskan, "reshuffle" yang akan dilakukan juga harus memiliki paradigma untuk meningkatkan kinerja SBY.
"Jadi, paradigmanya bukan untuk memenuhi desakan parpol, melainkan untuk meningkatkan kinerja dan memenuhi janji-janji Presiden SBY sendiri," tegasnya.
Oleh karena itu, kata mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, menteri-menteri yang akan menggantikan harus memiliki "track reccord" (riwayat kinerja) yang lebih baik dari menteri-menteri yang digantikan.
"Itu karena reshuffle itu tidak ada kaitannya dengan problema bangsa, melainkan problema bangsa akan sangat ditentukan kekompakan presiden-wapres dan dukungan birokrasi terhadap menteri baru," ungkapnya.
Menurut dia, bila Presiden SBY salah pilih dalam "reshuffle" kali ini yang merupakan kesempatan terakhir itu, maka dia akan susah sendiri, karena dirugikan oleh pilihannya yang keliru, sehingga kinerjanya tidak optimal.
Ditanya kemungkinan PKS akan ditinggalkan dalam "reshuffle" kabinet itu, ia mengaku "reshuffle" merupakan hak prerogatif presiden.
"Saya kira, kawan-kawan PKS akan `legowo` (berlapang dada) bila reshuffle yang dilakukan dapat mengoptimalkan kinerja pemerintah yang ujung akhirnya adalah untuk kesejahteraan rakyat," ucapnya.
Tentang kemungkinan PKS akan menjadi oposisi bagi pemerintahan, ia menyatakan hal itu sangat tergantung kepada keputusan Majelis Syuro PKS.
"Setahu saya, Majelis Syuro belum bersidang untuk memutuskan pandangannya," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007