New Delhi (ANTARA News) - Kereta api anjlok di India utara, Rabu, mengakibatkan sedikitnya 43 orang terluka.
Polisi dan pejabat perkeretaapian setempat menyatakan bahwa setidaknya kecelakaan ketiga dalam beberapa pekan belakangan menimbulkan kekhawatiran atas keamanan jaringan rel, yang dimakan usia.
Kereta tersebut anjlok di dekat kota Kanpur, negara bagian Uttar Pradesh, pada pagi buta.
Keadaan beberapa di antara korban luka gawat dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat, kata Direktur Jenderal Kepolisian Uttar Pradesh, Javeed Ahmad, dalam akun Twitter-nya.
Rekaman televisi dari tempat kejadian itu mempertontonkan puing kereta dan gerbong terguling dengan roda masih di rel.
Dua gerbong anjlok dari jembatan di atas sungai kecil. Beberapa penumpang terlihat membawa barang bawaannya dari dekat perlintasan kereta.
Sistem perkeretaapian India merupakan yang terbesar keempat di dunia. India menjalankan 11 ribu rangkaian kereta api per hari, termasuk 7.000 kereta penumpang yang mengangkut lebih dari 20 juta orang.
Namun, kereta api India memiliki catatan keamanan yang sangat lemah, ribuan orang tewas dalam insiden kecelakaan kereta api setiap tahun, termasuk kereta anjlok dan tabrakan kereta.
Kejadian terbaru itu adalah kecelakaan kereta api ketiga dalam beberapa pekan belakangan.
Pada 20 November 2016, sedikit-dikitnya 146 orang tewas saat satu rangkaian kereta api anjlok di dekat kota yang sama.
Menteri Perkeretaapian India, Suresh Prabhu, menyetujui penggantian rel yang sudah tua dan pembaruan perangkat keamanan.
Pemerintah India menghabiskan lebih dari 90 persen pendapatan dari sektor perkeretaapian untuk biaya operasional, sisanya untuk sedikit perbaikan sistem peninggalan masa penjajahan.
Sejumlah pengamat memperkirakan bahwa sistem perkeretaapian di India membutuhkan investasi senilai 20 triliun rupe (293,21 miliar dolar AS) pada 2020 dan India sedang berusaha menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan swasta dan berupaya mendapatkan pinjaman dari beberapa negara untuk perbaikan jaringan kereta api.
Sebelumnya, 107 orang tewas dan lebih dari 150 lainnya terluka setelah 14 rangkaian kereta ekspres India yang melintasi rute Indore-Patna keluar dari rel di negara bagian Uttar Pradesh pada 20 November 2016.
Selain itu, otoritas kepolisian juga mengatakan bahwa sejumlah penumpang dilaporkan hilang.
Pejabat tinggi perkereta-apian India, Pratap Rai, kepada Reuters mengatakan, banyak keluarga penyintas masih berusaha mencari sanak saudara mereka di antara puing-puing kereta yang hancur parah.
Kecelakaan kereta itu bisa jadi yang terburuk sejak 2005 saat kereta jatuh ke sungai dan menewaskan lebih dari 100 orang, demikian Reuters melaporkan.
(Uu.M038)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016