Jakarta (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai bahwa industri pasar modal Indonesia pada 2016 kondusif meski dibayangi tekanan ekonomi dan politik global.
"Secara umum, di tengah melambatnya ekonomi global dan politik global yang kurang kondusif, pasar modal kita tetap positif," ujar Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 1A, Gonthor R Aziz di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan bahwa nilai rata-rata transaksi efek harian di BEI mencatatkan pertumbuhan sekitar 29 persen menjadi sekitar Rp7,4 triliun dibandingkan 2015 lalu yang sebesar Rp5,7 triliun.
Dari sisi jumlah emiten, lanjut dia, Bursa Efek Indonesia juga berhasil menambah jumlah perusahaan tercatat sebanyak 16 emiten, itu cukup baik dibandingkan bursa saham negara lain yang cenderung lebih minim.
"Kita bersaing dengan bursa Thailand dengan penambahan 16 emiten. Bursa negara lain tidak lebih baik penambahan emitennya," ucapnya.
Dari sisi kepatuhan, Gonthor R Aziz mengemukakan bahwa pada tahun ini jumlah sanksi administratif yang dikenakan OJK juga mengalami penurunan. Kondisi itu dapat menjadi indikator bahwa kredibilitas pelaku pasar modal Indonesia meningkat.
"Penurunan sanksi itu bisa saja diterjemahkan kredibilitas pelaku pasar semakin meningkat," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hiidayat menambahkan bahwa kinerja pasar modal juga dapat dilihat dari fluktuasi indeks harga saham gabungan (IHSG).
"Pada tahun ini, IHSG tumbuh sekitar 11 persen, pertumbuhan itu salah satunya ditopang oleh fundamental emiten dan ekonomi domestik yang positif," tuturnya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016