Surabaya (ANTARA News) - Kondisi bayi kembar siam Omphalopagus (dempet tali pusar) dengan Atresi Ani (tidak punya anus) dari Probolinggo mulai stabil pascaoperasi pemisahan darurat di RSUD dr Soetomo Surabaya, Senin (26/12).
"Kondisi bayi stabil terkendali, artinya tidak ada penurunan pascaoperasi, justru sekarang nafasnya sudah teratur," kata Ketua tim kembar siam RSUD Dr Soetomo Surabaya, dr Agus Harianto SpA(K), di Surabaya, Selasa.
Meski mulai stabil, namun tim dokter masih mewaspadai kondisi kedua bayi tersebut terutama pada saluran kencingnya yang kemarin dilakukan reparasi.
"Kedua bayi tersebut dalam keadaan tidak optimal waktu naik meja operasi. Sebenarnya belum siap dioperasi, namun karena darurat untuk keselamatan mereka, terpaksa dilakukan," tambahnya
Dia menjelaskan, kondisi bayi tidak optimal, karena bayi lahir dalam keadaan prematur dengan berat badan keduanya 3,3 kilogram. Selain itu terjadi infeksi di tali pusar yang mengalami pecah serta tidak bisa buang air besar.
"Selain itu ada kelainan Jantung, oleh karena itu, kemarin (26/12) kita berani naik ke meja operasi karena persiapan darahnya ada," jelasnya.
Dia menjelaskan, saat ini kondisi kedua bayi masih dalam keadaan stabilisasi perawatan pascaoperasi.
Dikatakannya, tim dokter sampai saat ini masih mewaspadai terhadap infeksi, pendarahan atau fungsi dari pencernaannya mengingat kedua bayi mengalami perbaikan saluran pencernaan.
"Mereka dirawat di NICU untuk memantau nutrisi, antibiotik, kemudian fungsi organnya, Insya Allah pernafasannya bagus, tapi fungsi saluran pencernaan dan kencing yang perlu kita waspadai," katanya.
Menurut dia, bayi normal dengan waktu yang cukup perlu masa adaptasi selama tujuh hari pascaoperasi pertama, dilanjutkan dengan 28 hari masa neonatology.
"Bayi ini lahir 34 minggu jadi untuk menjadi cukup bulan saja perlu enam minggu," pungkasnya.
Pewarta: Indra Setiawan/Willy Irawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016