Blitar (ANTARA News) - Aparat Kepolisian Resor Blitar, Jawa Timur, menangani temuan bayi yang meninggal dan ditemukan di bawah tempat tidur di rumah warga, Desa Tulungsari, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
"Kami masih menangani temuan ini. Sejumlah orang masih dalam pemeriksaan," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Blitar AKP Eny Mayasari di Blitar, Selasa.
Pihaknya mengaku belum mengetahui dengan pasti penyebab bayi tersebut meninggal dunia. Saat ini, polisi masih mendalami pemeriksaan pada perempuan yang diduga ibu bayi tersebut. Ia diperiksa oleh petugas di unit PPA Polres Blitar.
Sesosok bayi ditemukan di bawah tempat tidur warga di Desa Tulungsari, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Bayi dengan jenis kelamin perempuan itu pertama kali ditemukan oleh Ahmad Sunyoto (45), warga Desa Tulungrejo, Kecamatan Gandusari.
Ahmad yang juga suami Sum (35) kaget ketika pulang ke rumah dan mencium bau tidak sedap dari dalam kamar. Ia akhirnya mencari sumber bau itu dan menemukan terdapat bungkusan berada di bawah tempat tidur.
Ia kaget ketika mengetahui bungkusan itu ternyata bayi perempuan. Ironisnya, saat ditemukan bayi itu sudah dalam kondisi membusuk. Di tubuh bayi malang itu dikerubungi belatung.
Ia akhirnya melaporkan kejadian ini ke polisi. Bayi perempuan itu juga dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardi Waluyo, Kota Blitar, untuk keperluan "Visum et repertum" guna memastikan penyebab kematiannya.
Ahmad tidak menduga ada bayi di bawah tempat tidur di dalam rumah. Ia sudah sekitar satu tahun tidak bertemu dengan istrinya. Ia pun tidak mengetahui dengan pasti itu bayi siapa sebab istrinya tidak menceritakannya.
Petugas medis memperkirakan bayi malang itu sudah dilahirkan lebih dari satu pekan. Namun, untuk kepastiannya, petugas harus menunggu hasil visum sehingga mempunyai dasar yang kuat dalam memberikan laporan ke polisi.
Sementara itu, suami Sum juga diperiksa oleh petugas, terkait dengan temuan tersebut. Hingga kini, pemeriksaan intensif masih dilakukan sebagai upaya mengungkap kasus itu.
Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016