Jakarta (ANTARA News) - Calon Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meyakinkan pada pendukungnya di Rumah Lembang bahwa pasangannya dalam Pemilihan Gubernur 2017, Djarot Saiful Hidayat mampu menggantikannya dalam memimpin Jakarta.
Ahok menegaskan banyak pihak yang keliru memahami sosok Wakil Gubernur DKI Jakarta nonaktif tersebut yang dinilai hanya untuk kepentingan partai politik semata.
"Saya tidak mungkin kembali bertugas jadi Gubernur, pasti akan dinonaktifkan. Banyak yang tanya apakah Djarot mampu? Banyak yang nyangka Djarot titipan PDIP, itu salah. Yang milih Djarot itu saya," kata Ahok susai menghadiri persidangan di Gedung PN Jakarta Utara, Selasa.
Ahok menjelaskan bahwa ia sendiri yang meminta berpasangan dengan Djarot untuk maju dalam Pilkada 2017 demi mendapat dukungan PDIP. Menurut dia, Djarot yang menjabat sebagai Wali Kota Blitar selama dua periode itu adalah contoh pemimpin jujur.
"Djarot pengalaman 10 tahun jadi wali kota. Ini wali kota jujur, untuk mengelola negara enggak susah. Orang pintar banyak yang susah cari orang jujur, gimana taunya jujur? karakter teruji saat jadi pejabat. Saya dan Djarot udah teruji," ujar Ahok.
Selain itu, Ahok menegaskan dirinya tidak bisa kembali bekerja menjadi Gubernur DKI Jakarta usai cuti masa kampanye pada 12 Februari 2017 karena status terdakwa yang masih melekat. Ahok akan menjalani sidang-sidang selanjutnya hingga waktu yang tidak ditentukan setelah eksepsi atau nota keberatan yang ia ajukan ditolak Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa.
Menurut mantan Bupati Belitung Timur tersebut, jika terpilih sebagai Gubernur pada Pilkada 2017, Ahok tetap memberikan masukan kepada Djarot.
"Djarot lebih baik dari nomor satu dan tiga. Saya kalau terpilih masih (bisa menjadi) Gubernur, hanya nonaktif, masih bisa kasih masukan, akan selalu koordinasi dengan Pak Djarot," kata Ahok.
Ahok pun mengimbau agar para pendukung tetap berjuang memenangkan Pilkada 2017 satu putaran dan tidak meragukan kemampuan Djarot yang akan menggantikan Ahok dalam memimpin Jakarta.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016