Bupati bersama masyarakat dan para pedagang peuyeum berdiri di sisi jalan arteri Purwakarta-Bandung sambil memegang kertas bertuliskan "Om Peuyeum Om", Senin.
Mereka berdiri memegang kertas bertuliskan "Om Peuyeum Om" dengan mengarahkan tulisan itu ke seluruh pengendara yang melintasi jalan arteri Purwakarta-Bandung.
Itu sengaja dilakukan karena lalu lintas di sepanjang jalan itu ramai akibat adanya pengalihan arus lalu lintas menyusul retaknya tiang pada jembatan Cisomang Tol Cipularang.
"Ya ini sengaja dilakukan. Selain untuk seru-seruan juga untuk membantu promosikan peuyeum bendul (makanan khas Purwakarta)," kata dia.
Salah seorang penjual peuyeum bendul, Hadi, merasakan berkah terkait adanya pengalihan arus lalu lintas khusus kendaraan jenis truk dan bus.
Ia mengaku sehari-hari hanya mampu menjual sekitar 70-80 kilogram peuyeum bendul per hari, tapi sejak adanya pengalihan arus lalu lintas, toko oleh-oleh miliknya cukup ramai dan mampu menjual sampai 100 kilogram peuyeum bendul setiap hari.
"Sejak ada pengalihan arus, jalan arteri Purwakarta jadi ramai. Banyak kendaraan yang melintas, dan banyak pula pengguna jalan yang mampir untuk membeli oleh-oleh," kata dia.
Kepala Desa Sukatani Asep Sumarna mengatakan, promosi oleh-oleh khas Purwakarta dengen memelesetkan "Om Telolet Om" dengan "Om Peuyeum Om" itu dilakukan secara spontan.
Hingga kini terdapat 171 perajin tape atau "peuyeum" yang ada di daerahnya. Ke depan akan dilakukan penataan, baik dari segi pengelolaan bahan dasar singkong menjadi tape maupun dari segi infrastruktur toko milik para penjual.
Pewarta: M. Ali Khumaini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016