Kota Bima (ANTARA News) - Koordinator Divisi Hukum dan Advokasi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Nusa Tenggara Barat Joko Jumadi mengatakan anak-anak yang menjadi korban banjir di Bima tidak hanya butuh makanan, tapi juga seragam dan peralatan sekolah.
"Bantuan yang masuk jenisnya banyak bahan makanan. Seragam dan peralatan sekolah boleh dibilang belum ada," katanya ketika dihubungi di Kota Bima, Minggu.
Menurut dia, banjir bandang yang terjadi di Kota Bima dan Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima, tidak hanya merusak bangunan rumah warga tapi juga baju seragam dan peralatan sekolah anak-anak rusak dan hanyut terbawa banjir.
Bantuan yang juga masih minim, menurut Joko, adalah kebutuhan untuk wanita. Misalnya, pakaian dalam dan pembalut.
"Ini harus menjadi perhatian kita semua, baik para donatur maupun pemerintah," ujarnya.
LPA Kota Mataram, kata dia, sudah menyalurkan bantuan logistik ke lokasi bencana. Sebagian besar bantuan tersebut jenisnya adalah kebutuhan untuk anak-anak, seperti susu, pampers dan bubur.
Ada juga kebutuhan untuk perempuan, seperti pakaian dalam dan pembalut.
"Bantuan tersebut dibeli menggunakan dana yang terkumpul dari masyarakat melalui LPA," katanya.
Selain menyalurkan bantuan, LPA NTB juga akan mengirimkan sebanyak 15 tenaga psikologis dan terapi ke Kota Bima.
Mereka akan bergabung di Posko Bencana Kota Bima bersama pihak terkait dalam rangka pemulihan psikologis anak-anak terdampak banjir.
Menurut dosen Fakultas Hukum Universitas Mataram ini, banjir bandang yang mencapai 2 meter tentu sangat berpengaruh terhadap psikologis anak-anak.
"Untuk itu, sebanyak 15 relawan LPA yang terdiri dari pakar psikologi dan terapi akan berangkat ke Kota Bima pada 28 Desember 2016," kata Joko.
Seperti diberitakan, Kota Bima dan Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima, di Pulau Sumbawa, NTB, diterjang banjir bandang pada Rabu (21/12).
Banjir bandang susulan kembali terjadi di Kota Bima, pada Jumat (23/12), sekitar pukul 12.30 Wita.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB merilis sebanyak 105.758 jiwa penduduk di Kota Bima, terkena dampak banjir bandang tersebut.
Pewarta: Awaludin
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016