Jakarta (ANTARA News) - Gereja Santa Theresia di kawasan Menteng, Jakarta Pusat menghadirkan diorama kandang natal bergaya Indonesia sebagai bagian dari dekorasi Natal tahun 2016.

Menurut pemimpin misa, Romo Dido da Gomez (51) yang ditemui Antara di lokasi, Sabtu, kandang Natal bergaya Indonesia tersebut dibuat untuk membangkitkan dan memperlihatkan nasionalisme dari para pemuda gereja dengan pesan untuk menjaga persatuan Indonesia.

"Kandang Natal yang dibuat para pemuda gereja dengan unsur Indonesia dan nasionalisme Indonesia ini, sebagai pesan bagi umat khususnya dan umumnya seluruh warga Indonesia untuk sama-sama menjaga persatuan," kata Dido yang memimpin misa malam Natal pada pukul 22.00 WIB.

Menurut Dido, diorama ini juga merupakan harapan agar masalah di Indonesia yang beberapa waktu terakhir diwarnai dengan situasi ketegangan, kekerasan dan kecenderungan intoleransi, bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

"Ini mencerminkan situasi aktual di Indonesia, bahwa ketika Yesus lahir, dunia sedang dalam keadaan yang hampir mirip dan di sana ada kepedulian dari Tuhan dengan datangnya sang juru selamat, ini harapan yang harus kita yakini juga bahwa tuhan pasti peduli pada kita semua," ujarnya.

Diorama yang ditempatkan di depan panggung khotbah pastur itu, menggambarkan kelahiran Yesus Kristus dalam kandang yang terbuat dari styrofoam dengan dibungkus kayu lapis yang dicat merah putih, serta kantung semen sebagai alasnya, tetap memberikan kesan kesederhanaan dan kebahagiaan atas kelahiran sang juru selamat dunia tersebut walau terdapat sentuhan modern dengan latar belakang perkotaan metropolitan.

Selepas ibadah misa malam Natal, banyak jemaat gereja yang menyempatkan untuk melakukan foto-foto bersama keluarganya di depan diorama tersebut, selain beralasan diorama ini hal yang unik, mereka menilai hal ini mencerminkan pesan persatuan bangsa.

"Ini mencerminkan semangat kami dan kita semua untuk menjaga persatuan bangsa dan harapan yang terbaik bagi Indonesia," kata Yohanes, salah satu jemaat Gereja Santa Theresia.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016