Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank di Jakarta, Rabu pagi menguat tipis tiga poin menjadi Rp9.085/9.090 per dolar Amerika Serikat (AS) dibanding penutupan Selasa sore senilai Rp9.088/9.094.
Analis Valas PT Bank Niaga Tbk, Noel Chandra, di Jakarta, mengatakan, rupiah berpeluang untuk terus menguat mendekati level Rp9.080 per dolar AS, karena sentimen positif dari faktor eksternal cukup kuat.
Hal ini disebabkan Euro dan sejumlah mata uang utama Asia cenderung menguat terhadap dolar AS, karena investor memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS masih tetap melambat, katanya.
Melemahnya indikator ekonomi AS, lanjutnya mengakibatkan investor lebih mudah menjual mata uang asing itu.
Euro terhadap dolar AS melonjak tajam hingga di level 1,3670, euro terhadap yen mennjadi 161,50 yen dari sebelumnya 161,43 yen, dan dolar AS terhadap yen jadi 118,50 yen melemah tipis 0,2 persen dari sebelumnya.
"Karena itu Kami optimis rupiah akan kembali menguat, meski di dalam negeri terjadi aksi unjuk rasa dari masyarakat Sidoarjo, Jatim yang menuntut ganti rugi atas banjir lumpur panas," katanya.
Ia mengatakan, aksi unjuk rasa sudah diterima oleh Presiden yang mendapat tanggapan positif dan pemerintah siap memberikan ganti rugi 100 persen dengan waktu lebih dipercepat menjadi 1 tahun.
Dengan kondisi ini maka rupiah terus menguat, karena tidak ada faktor penghambat, kecuali Bank Indonesia (BI) yang masih bermain di pasar mengawasi secara ketat pergerakan rupiah yang terus menguat, katanya.
Kenaikan rupiah yang relatif kecil, menurut dia juga tertahan oleh melemahnya pasar saham regional, akibat kekhawatiran pelaku pasar merosotnya pendapatan mereka yang berlanjut sehingga menekan saham-saham blue chip perusahaan Jepang.
Data indeks Kepercayaan AS dan penjualan sektor perumahan yang merosot tajam juga menimbulkan kekhawatiran pasar terhadap perkembangan pasar saham regional, katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007