Fed Fund Rate menyebabkan dana investasi investor asing berpindah dari ke AS. Investor di seluruh dunia, melakukan perubahan komposisi dengan mengurangi porsi di negara berkembang, salah satunya porsi di Indonesia."Jakarta (ANTARA News) - Kalangan analis pasar modal menilai bahwa sentimen dari kebijakan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang menaikan suku bunga acuannya masih menjadi salah satu faktor negatif indeks harga saham gabungan (IHSG).
"Fed Fund Rate menyebabkan dana investasi investor asing berpindah dari ke AS. Investor di seluruh dunia, melakukan perubahan komposisi dengan mengurangi porsi di negara berkembang, salah satunya porsi di Indonesia," kata Analis NH Korindo Securities Bima Setiaji di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan bahwa terpilihnya Presiden Amerika Serikat yang diluar estimasi kalangan pelaku pasar juga turut menambah sentimen negaif bagi pasar saham di negara berkembang.
"Akibatnya, dana investor asing cenderung keluar dalam beberapa pekan terakhir," katanya.
Berdasarkan data yang dihimpun, sejak awal Desember hingga 23 Desember tahun ini, tercatat sekitar Rp4,450 triliun investor asing membukukan jual bersih di pasar saham domestik.
Dari dalam negeri, lanjut Bima Setiaji, juga relatif minim sentimen positif baru yang muncul sehingga tidak ada pendorong kenaikan IHSG. Sampai akhir tahun, diproyeksikan, IHSG belum mampu bergerak menguat secara signifikan.
"Proyeksi itu juga karena investor masih menunggu kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump serta susunan kabinetnya," katanya.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menambahkan bahwa kebijakan Donald Trump yang egosentris dengan tujuan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) dinilai akan mengakibatkan "overheating" sehingga suku bunga kebijakan bank sentral AS akan naik kembali.
"Hal itu berdampak pada penarikan likuiditas, Indonesia pun terkena dampaknya sehingga terjadi capital outflow," katanya.
Namun, ia mengharapkan bahwa lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings yang meningkatkan "Outlook Credit Rating" Indonesia pada "Long Term Foreign" dan "Local Currency Issuer Default Rating" menjadi positif, dan juga mengafirmasi rating Indonesia pada BBB- (Investment Grade) dapat mejaga fluktuasi IHSG.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016