1. Bisa bersikap kritis
"Kritis, berguna untuk masa depan anak. Anak seusia pra sekolah pun sudah bisa mengakses tempat-tempat informasi. Tetapi orangtua harus mengajarkan agar anaknya tetap kritis setiap melihat sesuatu," ujar Najeela saat menghadiri seminar #BlueRoomID, kawasan Jakarta, Kamis.
"Misalnya, informasi yang tersaji benar tidak ya, informasi sudah lengkap atau belum,. Sederhananya, anak saat menonton televisi bisa tidak membedakan antara iklan dan tayangan yang sedang ditontonnya.
Kadang anak enggak tahu mana iklan atau bagian dari tontonan dia," sambung dia.
2. Menerapkan prinsip-prinsip keamanan
Najeela mengibaratkan internet seperti pasar, sehingga anak-anak usia 3 atau 5 tahun misalnya tak mungkin berkeliaran sendirian di sana tanpa pengawasan orang tua.
"Internet sudah seperti pasar. Sama seperti kita mengajarkan anak kita ke pasar, kita kan enggak langsung melepas dia sendirian. Apalagi usia 3-5 tahun. Anak butuh bimbingan," kata dia.
Orang tua, sambung Najeela harus mempersiapkan diri anak baik secara kognitif, emosional dan sosial sebelum memperbolehkan mereka mengakses internet.
"Ketika kita sudah melihat anak bisa memakai internet, berarti dia sudah bisa selamat. Padahal, untuk dia bisa memakai alat, sekedar menyalakan, mencari sesuatu, tanpa kesiapan anak secara sosial, emosional dan kognitif, beda banget. Itu butuh persiapan. Sama seperti kita melatih anak bisa naik sepeda, berenang," tutur penggagas kurikulum Keluarga Kita itu.
3. Anak mampu berkreasi
"Kita enggak mau anak-anak hanya jadi orang yang mengkonsumsi pesan. Tetapi supaya dia juga create konten, menjadi orang yang kretif berkontribusi untuk orang banyak. Belajar buat video sederhana. Kita bisa menjadi contoh. Mencoba aplikasi baru, menciptakan kreasi kita," tutur Najeela.
4. Mampu berkolaborasi
"Pentingnya anak-anak bisa berkolaborasi. Anak-anak bisa belajar dengan berbagai anak di seluruh dunia. Bekerjasama dengan yang lain," pungkas Najeela.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016