Mataram (ANTARA News) - Sejumlah penerbangan menuju Bandara Sultan Salahudin Bima, Nusa Tenggara Barat, terpaksa dibatalkan akibat banjir dan cuaca buruk yang melanda daerah itu.

"Penerbangan dari Mataram ke Bima belum dapat dilakukan karena bandara terendam banjir," kata Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis di Mataram, Rabu.

Sementara itu, General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Lombok Internasional Airport (LIA) I Gusti Ngurah Ardita membenarkan terjadi pembatalan sejumlah penerbangan dari LIA ke Bima begitu juga sebaliknya dari Bima ke LIA. Pembatalan tersebut juga berlaku untuk tujuan bandara Brang Biji, Sumbawa.

"Pembatalan ini akibat cuaca buruk yang terjadi di Bima dan Sumbawa," katanya.

Bahkan, menurut Ardita, akibat cuaca buruk tersebut, maskapai Garuda Indonesia (GA) 7024 tujuan Bima harus terpaksa kembali ke LIA akibat tidak bisa mendarat, meskipun telah mencoba melakukan penerbangan sebanyak 2 kali.

"Bagi penumpang yang batal berangkat oleh pihak maskapai ada yang di inapkan di hotel dan menerima pengembalian uang," terangnya.

Disinggung hingga kapan penundaan itu, pihaknya belum dapat memastikan. Karena masih melihat perkembangan cuaca yang ada. Kendati demikian, pihaknya berharap kondisi itu segera kembali normal.

Selain terjadi pembatalan penerbangan, akibat cuaca buruk tersebut sejumlah keberangkatan dan kedatangan pesawat dari dan menuju LIA harus mengalami penundaan (delay).

"Keberangkatan ada lima yang tertunda dan kedatangan ada empat," tandasnya.

Tingginya intensitas hujan di Pulau Sumbawa menyebabkan sejumlah daerah mengalami banjir besar seperti yang melanda Kota Bima, Kabupaten Bima, dan Kabupaten Sumbawa. Akibat banjir bandang tersebut, ribuan rumah di kota Bima terendam banjir.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB H Muhammad Rum di Mataram, Rabu, mengatakan banjir bandang yang melanda kota Bima itu terjadi sejak pukul 14.00 Wita sehingga menyebabkan seluruh kota Bima di kepung banjir.

Saat ini kata dia, pihak pemerintah daerah, dibantu TNI, Polri, MDMC, dan sejumlah relawan lain masih berupaya melakukan evakuasi dan pengobatan bagi warga yang luka-luka akibat banjir tersebut. Bahkan, tahanan di lembaga pemasyarakat kota Bima juga ikut dievakuasi.

Ia mengatakan, ketinggian air saat ini mencapai 2 meter di wilayah Lewirato, Sadia, Jati Wangi, Melayu, Pena Nae. Untuk membantu warga, pihaknya tekah menyiapkan sejumlah kebutuhan sementara, seperti perahu evakuasi, tenda darurat, selimut, air bersih, makanan, obat-obatan, pakaian, dan lainnya.

Selain kota Bima, lanjut Muhammad Rum, banjir bandang juga menerja sejumlah wilayah di Kabupaten Bima. Bahkan dari laporan yang diterima BPBD NTB, 25 rumah rusak berat. Bahkan, di Desa Maria Utara 5 rumah hanyut 3 rusak. Sedangkan, di Desa Kambilo, masyarakat dievakuasi sebanyak 50 orang di Paruga Toi.

"Tidak hanya itu 1 unit jembatan provinsi juga putus," imbuhnya.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016