Badan Litbangtan masih kurang dananya oleh karena itu pemerintah harus mengajukan ke DPR karena lembaga legislatif yang bisa merubah (besaran anggaran)."

Jakarta (ANTARA News) - Komisi IV DPR RI, yang salah satunya membidangi sektor pertanian menilai anggaran yang dialokasikan untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian(Balitbangtan) Kementerian Pertanian masih terlalu kecil dibandingkan total anggaran untuk kementerian tersebut.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi di Bogor, Jawa Barat Rabu mengatakan, pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk Badan Litbangtan sebesar 6,5 persen dari total APBN Kementan atau turun dari tahun sebelumnya.

"Idealnya anggaran untuk kegiatan penelitian sebesar 10-15 persen dari total anggaran untuk kementerian," katanya dalam kegiatan Refleksi Akhir Tahun Program Balitbang di kompleks Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Cimanggu, Bogor.

Viva mengakui, alokasi anggaran untuk kegiatan penelitian di Indonesia paling rendah dibandingkan di negara-negara tetangga seperti Malaysia yang mencapai 5-10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara, sedangkan di Indonesia baru 0,1 persen.

Kondisi tersebut, tambahnya, tentu saja berpengaruh terhadap kegiatan riset yang sangat dibutuhkan untuk menghasilkan inovasi dan kreasi yang spektakuler bagi kemajuan negara, termasuk di sektor pertanian.

"Badan Litbangtan masih kurang dananya oleh karena itu pemerintah harus mengajukan ke DPR karena lembaga legislatif yang bisa merubah (besaran anggaran)," katanya.

Sementara itu Mantan Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan menyatakan, hasil-hasil penelitian yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian kurang disosialisasikan ke pengguna baik ke petani maupun dunia usaha.

"Banyak yang sudah dihasilkan Balitbang namun kurang diseminasi. Oleh karena itu ke depan harus lebih dikenalkan ke masyarakat," katanya.

Hal senada dinyatakan praktisi pertanian Gun Sutopo bahwa selama ini petani tidak mengetahui hasil-hasil penelitian Badan Litbangtan, sehingga umumnya mereka melakukan inovasi sendiri untuk menghadapi persoalan dari usaha budidaya pertaniannya.

"Petani tidak pernah mendapatkan diseminasi teknologi dari Balitbang, petani menemukan sendiri," kata pemilik Salsabila Farm itu.

Pewarta: Subagyo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016