"Kami minta pemerintah meningkatkan kewaspadaan karena peristiwa itu terjadi serentak, tidak hanya di Indonesia namun di Turki, Berlin Jerman dan beberapa negara," kata Bobby di Gedung Nusantara I, Jakarta, Rabu.
Dia mengapresiasi kerja Kepolisian bisa melokalisasi ancaman teror namun dirinya meminta pihak keamanan jangan meremehkan adanya peningkatan eskalasi konflik di beberapa negara sehingga harus diantisipasi.
Menurut dia, status Siaga I harus diterapkan dan yang paling penting keamanan kedutaan negara-negara sahabat harus ditingkatkan.
"Kami belum tahu apakah bom di Tangerang Selatan jaringan lokal atau internasional karena kalau melihat waktunya ada kemungkinan hubungannya," ujarnya.
Dia meminta agar koordinasi antarlembaga semakin intensif sehingga bom di Tangsel agar ada kewaspadaan penuh.
Bobby meminta agar ada pengaturan yang lebih rinci dalam revisi UU Terorisme mengenai penanganan ancaman terorisme misalnya ketika ada ancaman di kedutaan besar negara sahabat, siapa yang berwenang menanganinya.
"Hal itu diatur dalam Pasal 43 (b) UU nomor 15 tahun 2003 tentang Terorisme dan perlu diatur lebih jelas. Kalau dilokalisir dilakukan penegak hukum namun untuk zona negara sahabat perlu diatur lebih rinci," katanya.
Sebelumnya sebuah bom ditemukan di Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan pada Rabu (21/12), bom tersebut rencananya akan diledakkan pada akhir tahun.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan keberadaan bom tersebut terungkap saat petugas hendak menangkap beberapa terduga teroris di sebuah rumah kontrakan di Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, pada Rabu sekitar pukul 09.30 WIB.
Dia menjelaskan dalam proses penangkapan tersebut, tiga orang diketahui berada di dalam kontrakan dan melakukan perlawanan. Sementara itu salah satu dari ketiga orang tersebut sempat melemparkan benda yang diduga bom namun tidak meledak.
Petugas Kepolisian berhasil melumpuhkan tiga orang tersebut, yaitu O, I, dan H, yang tewas di tempat.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016