"Kondisi angin kencang yang akan terjadi di Yogyakarta ini tidak selalu disertai hujan lebat dan petir," kata Koordinator Pos Klimatologi Badan Meteorologi, Klomatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Joko Budiono di Yogyakarta, Selasa.
Menurut Joko, fenomena angin kencang dengan kecepatan tinggi itu disebabkan munculnya daerah tekanan rendah (sirkulasi siklonik) di Samudera Hindia dengan tekanan udara di pusatnya mencapai 996 milibar (mb) dan di Laut Timor mencapai 998 mb.
Menurut dia, meski berdasarkan pemantauan BMKG Yogyakarta pada Selasa (20/12) pagi di wilayah Jawa termasuk DIY arah anginnya menuju ke timur dengan kecepatan angin mencapai 37-55 kilometer (km)/jam, namun cuaca yang terpantau relatif bersih atau cenderung cerah berawan.
Joko mengatakan sirkulasi siklonik tersebut diperkirakan akan bertahan hingga tiga hari ke depan. Mengingat tekanan udara di pusatnya sudah sangat rendah dan terjadi pada Desember di kawasan Samudera Hindia dan Laut Timor, secara klimatologis memiliki kemungkinan berkembang menjadi badai tropis (tropical cycloone).
Ia mengatakan selain berdampak angin kencang baik di darat maupun di laut, fenomena tekanan udara rendah itu juga berdampak terjadi hujan ringan hingga sedang di DIY pada malam hari. Dampak lainnya adalah tinggi gelombang laut di perairan selatan DIY yang diperkirakan akan meningkat dari 2,5 meter hingga 3 meter.
"Kondisi cuaca ini perlu menjadi kewaspadaan baik bagi wisatawan, nelayan, maupun masyarakat setempat mengingat kondisi angin dan tinggi gelombang cukup signifikan," kata dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016