Serang (ANTARA News) - Kain Batik Banten dengan berbagai corak khas peninggalan Kesultanan Banten, telah merambah pasar ekspor, meski di kalangan masyarakat Banten sendiri kurang dikenal. "Pada tahun 2003 pernah diuji di Negara Malaysia, menjadi juara dunia dari segi motif mengalahkan 62 negara lainnya, dan merupakan satu-satunya batik sejarah di Indonesia," kata salah seorang penggagas batik Banten, Uke Sutisna di Serang, Selasa. Menurut Uke, salah satu keunggulan batik Banten corak Kesultanan adalah dari segi motif yang lebih bernilai sejarah seperti prahmen kerajaan, Mesjid, dan benda-benda sejarah lainnya peninggalan Kesultanan Banten. Produk home industri yang dirintis sejak Tahun 2003 yang beralamat di Jalan Bhayangkara, Cipocok Serang tersebut, kini sudah merambah pasaran luar negeri seperti Jerman, Jepang, Malaysia, dan Arab Saudi. Batik ini mempunyai 15 corak yang sudah dipatenkan seperti motif Datulaya, Surosowan, Kasulaman, Pasulaman dan lainnya dengan memiliki ciri khas masing-masing, dengan produksi rata-rata 100 potong dalam sehari. Harga setiap potongnya bervariasi tergantung dari jenis bahan dan motif pada batik tersebut, rata-rata satu potong harganya mencapai Rp150.000 hingga Rp300.000 untuk bahan sutera, sedangkan harga batik tulis hanya Rp70.000 satu potongnya. Uke berharap kepada pemerintah Provinsi Banten bisa lebih membantu mengenalkan kepada warga Banten khususnya, dengan cara memakainya pada saat kegiatan-kegiatan tertentu supaya lebih dikenal masyarakat Banten. Sementara itu, Bupati Serang Taufik Nuriman saat mengunjungi tempat pembuatan Batik tersebut mengatakan, pihaknya siapa membantu untuk mengenalkan batik tersebut dengan cara memakainya pada saat kegiatan tertentu seperti MTQ. "Kalau berbicara mengenalkan batik Banten bukan urusan Serang saja tapi merupakan kebanggaan masyarakat Provinsi Banten, namun demikian kedepan bisa dimulai dengan memakai batik tersebut pada acara kegiatan tertentu," kata Taufik.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007