Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Elly Sinaga mengharapkan Terminal Pulogebang menjadi percontohan selain Terminal Tirtonadi, Solo.
Untuk itu, Elly di Jakarta, Selasa, tengah mempersiapkan kelengkapan fasilitas maupun sistem pengoperasian terminal tersebut sebelum resmi beropeasi.
Beberapa persiapan tersebut, di antaranya cek posisi kelengkapan "signage" atau penunjuk dan perambuan, izin trayek, pemanfaatan kios bagi para pedagang dan kemudahan angkutan pengumpan atau "feeder" bagi para pengguna yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta dan sekelilingnya terutama wilayah Bekasi.
Elly mengatakan pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan Dinas perhubungan Provinsi DKI Jakarta, PT. Transjakarta, PD Pasar Jaya, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Pemprov DKI Jakarta dan Organda.
"Pada terminal ini diharapkan tidak hanya kenyamanan dan keamanan saja yang ditonjolkan, namun juga kemudahan di dalamnya termasuk akses dari dan menuju ke Terminal Pulogebang maupun kemudahan layanan informasi," katanya.
Dia menambahkan pihaknya akan menciptakan terminal yang humanis dan beradab.
Menurut Elly, terminal yang manusiawi adalah terminal yang tidak ada antrian pada loket.
"Terminal Pulogebang Nantinya akan mempunyai satu sistem penjualan tiket secara online," kata Elly.
Dia menilai sistem online tersebut diharapkan juga akan menghindari maraknya calo yang ada di terminal pada umumnya.
"Diharapkan dengan mengaplikasikan teknologi yang perkembangannya sangat pesat saat ini, para penumpang dapat merasakan aman dan nyaman dalam melakukan perjalanan," katanya.
Tidak hanya dalam aspek kenyamanan, lanjut Elly, nantinya masyarakat juga dapat menikmati kemudahan melihat jadwal keberangkatan dan kedatangan setiap armada bus pada "booth display" (papan pemberitahuan digital) yang tersedia.
Terminal Pulogebang yang akan melayani rute AKAP wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, secara otomatis akan menggantikan fungsi dari terminal Rawamangun dan Terminal Pulogadung yang ada saat ini.
Menurut Elly, Terminal Pulogebang akan menjadi pusat penting perpindahan orang antarprovinsi, sehingga tidak hanya warga Jakarta saja yang dapat mengakses lokasi ini namun juga wilayah penopang di sekitarnya seperti Bekasi, Bogor dan Tangerang.
Karena itu, dia mengatakan BPTJ sebagai institusi yang mengawasi pengembangan dan peningkatan pelayanan transportasi di wilayah Jabodetabek, berupaya mengkoordinasikan kemudahan layanan tersebut.
Elly mengatakan BPTJ telah membicarakan dengan Dishubtrans Provinsi DKI Jakarta, PO dan bus mana saja yang perlu ditertibkan sehingga tidak melanggar rute dan trayek yang ada.
Adapun jumlah bis yang beroperasi di terminal bayangan adalah 156 bis sesuai laporan Dishubtrans DKI Jakarta yang akan ditindaklanjuti dengan pembekuan izin trayek oleh Ditjen Hubdat.
Mendukung beroperasinya Terminal Pulogebang secara sempurna, BPTJ bersama-sama dengan Dishubtrans Provinsi DKI Jakarta juga telah menyusun standard operating prosedure (SOP) dan buku pengawasan sehingga memudahkan Terminal Pulogebang melaksanakan tugas dan fungsinya selain memudahkan BPTJ dalam mengawasinya.
"Nantinya SOP dan buku pengawasan ini dapat digunakan tidak hanya oleh Terminal Pulogebang saja, namun juga terminal lain yang berada di bawah pengawasan BPTJ," katanya.
Pewarta: Juwita TR
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016