Zurich (ANTARA News) - Seorang pria menyerbu sebuah masjid di Zurich pada Senin malam (19/12) dan melepaskan tembakan ke orang-orang yang sedang beribadah, melukai tiga orang menurut polisi Swiss.
Polisi mengatakan mereka telah mengumpulkan barang bukti di dalam bangunan dan menolak menyampaikan komentar mengenai kemungkinan motif.
Dua dari tiga pria, yang berusia 30 tahun, 35 tahun dan 56 tahun, terluka berat akibat serangan yang terjadi segera setelah pukul 17.30 waktu setempat di dekat stasiun kereta utama ibu kota finansial Swiss menurut polisi Zurich.
Yang ketiga lukanya tidak terlalu parah. Ketiganya dibawa ke rumah sakit.
Tersangka yang belum diketahui identitasnya, pria berusia sekitar 30 tahun yang menurut saksi mata mengenakan pakaian warna gelap dan topi wol gelap, melarikan diri dari masjid, kata polisi.
Polisi mengatakan satu jasad ditemukan di dekat tempat itu, namun tidak memberikan komentar mengenai kemungkinan hubungannya dengan penembakan sementara penyelidikan masih berlangsung.
Orang-orang di tempat kejadian memberi tahu kantor berita Reuters bahwa Islamic Center di Eisgasse, Zurich, digunakan sebagai masjid, sering kali oleh warga Somalia.
"Sebelumnya kami tidak pernah punya masalah," kata Abukar Abshirow, warga asal Somalia yang mengatakan bahwa dia rutin beribadah di Islamic Center yang menarik Muslim dari berbagai negara itu.
"Tidak ada yang pernah datang kepada kami dan mengatakan mengapa kamu di sini. Kami tidak pernah mengalami itu," kata Abshirow, menambahkan bahwa ketiga korban adalah warga asal Somalia.
Dua per tiga dari 8,3 juta penduduk Swiss mengidentifikasi diri mereka Kristen, namun populasi Muslim negara itu telah meningkat lima persen, membengkak karena kedatangan imigran dari bekas Yugoslavia.
Tahun 2009, pemungutan suara nasional mendukung konstitusi untuk melarang pembangunan menara masjid baru.
Federasi Organisasi Islam Swiss menyatakan pusat kegiatan itu bukan anggota mereka dan mereka tidak mengetahui secara langsung kejadian tersebut. (Uu.G003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016