Jakarta (ANTARA News) - Electoral College, Senin waktu AS, memastikan kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45, sehingga mematahkan upaya mati-matian lawan Trump yang ingin menjegal dia ke Gedung Putih.
Enam pekan setelah kemenangan mengejutkan dia terhadap Hillary Clinton dari Demokrat, Trump memastikan melewati batas minimal 270 suara elektoral untuk memenangi Pemilu AS. Dengan demikian dia telah meratakan jalan sebagai pengganti Barack Obama pada 20 Januari.
"Kita berhasil!" cuit miliarder berusia 70 tahun itu setelah hasil Electoral College itu diumumkan. "Terima kasih kepada Anda semua wahai pendukung setiaku, kita resmi memenangkan Pemilu (kendati dihalangi oleh semua media yang sudah terdistorsi dan tidak akurat)."
Dalam pernyataan yang dirilis timnya, Trump menyambut gembira kemenangan telaknya itu, sekaligus merangkul Demokrat yang berusaha menghalangi dia.
"Dengan langkah bersejarah ini kita bisa menatap ke depan demi masa depan cerah di depan. Saya akan bekerja keras mempersatukan negeri kita dan menjadi presiden untuk semua rakyat Amerika," kata Trump.
Dalam kondisi normal Electoral College tidak begitu diperhatikan karena lebih dianggap sebagai sistem pemberi stempel saja karena para elektor pasti memilih kandidat yang paling populer di negara bagian yang diwakili mereka.
Namun kali ini suasana panas kampanye lalu, kepribadian provokatif Trump, dan keunggulan Hillary dalam selisih suara pemilih yang mencapai hampir tiga juta suara, telah membuat Electoral College lebih diperhatikan.
Electoral College tidak langsung memilih kandidat presiden, melaikan mendelegasikan kepada 538 elektor yang menerjemahkan suara terbanyak di masing-masing negara bagian yang mereka wakili.
Trump menang mutlak dengan suara elektoral mayoritas 306, demikian AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016