Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara harus mampu mengedukasi dan mencerahkan pembacanya yang tersebar di seluruh Indonesia dan di seluruh dunia.

"LKBN Antara harus mampu mengedukasi dan mencerahkan para pembacanya dimana pun berada," ujar Direktur Pemberitaan LKBN Antara Aat Surya Safaat saat ditemui di Kantor Antara, Jakarta, Senin.

Menurut Aat, di tengah persaingan global dalam dunia pemberitaan saat ini, LKBN Antara harus mampu menempatkan dirinya sejajar dengan kantor berita negara-negara lain didunia.

Karena itu, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki LKBN Antara pun harus mampu mengimbangi kualitas SDM dari kantor berita negara lain. Sebab, tanpa SDM berkualitas maka sulit bagi Antara bersaing menghadapi banyak kantor berita lain di seluruh dunia.

"Kemajuan LKBN Antara sangat membutuhkan kualitas SDM yang mampu membaca perkembangan jaman dan tantangan global. Bukan SDM yang malah merendahkan kualitas dirinya sendiri," ungkap Aat.

Ia menegaskan, bahwa LKBN Antara harus menjadi pembawa berita pemerintah ke seluruh penjuru negeri dan seluruh dunia. Sehingga setiap pembacanya memahami kebijakan dan seluruh program pembangunan yang dijalankan pemerintah.

Selain itu, lanjut Aat, LKBN Antara juga secara aktif mendukung dan bersinergi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya, dalam pemberitaan yang mendukung kinerja pemerintahan.

"Jadi tidak boleh Antara memberitakan informasi yang menyerang pemerintah. Karena peran Antara adalah untuk menjadi state of public relations pemerintah Indonesia," terang Aat.

Peran itu, kata dia, sudah dijalankan oleh Antara sejak awal pembentukan LKBN Antara, dengan menyuarakan berbagai agenda pemerintah Indonesia secara konsisten dan komprehensif. Sehingga terlihat jelas, bahwa peran LKBN Antara menjadi sangat penting dalam pemberitaan sekaligus memberikan dampak besar pembangunan bangsa Indonesia.

"Empat fungsi utama LKBN Antara menjadi perjuangan yang harus terus digelorakan. Yaitu educating, empowerment, enlighting, dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)," demikian Aat Surya Safaat.

Pewarta: RH Napitupulu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016