Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pengendalian harga pangan harus dilakukan untuk menjaga tingkat inflasi pada 2017 tidak melebihi proyeksi empat persen.

"Sepanjang kita mengatasi persoalan pangan, kita bisa mengendalikan inflasi pada 2017," kata Darmin dalam acara "Prospek Ekonomi Indonesia 2017", di Jakarta, Senin.

Darmin mengatakan pengendalian inflasi pada 2017 harus mulai diupayakan, karena tahun depan terdapat tantangan dari sisi administered price akibat kenaikan tarif tenaga listrik maupun harga bahan bakar minyak (BBM).

Harga BBM diperkirakan akan mengalami kenaikan sebagai dampak dari kebijakan OPEC yang memangkas produksi minyak mentah dunia dan efeknya bisa meningkatkan harga komoditas minyak.

Untuk itu, langkah yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan menjaga kestabilan harga pangan, agar sisi volatile food tidak lagi dominan menjadi penyumbang inflasi utama seperti yang terjadi pada 2016.

"Kita ingin tahun depan, kalaupun harga TTL (tarif tenaga listrik) akan naik, dan BBM juga tekanannya agak tinggi, laju inflasi tidak melampaui empat persen. Itu artinya pangan harus dijaga," kata Darmin.

Ia mengharapkan upaya menjaga kestabilan harga pangan maupun langkah menahan tarif dari sisi administered price itu bisa dilakukan seperti yang terjadi sepanjang tahun 2016 ini.

Saat ini, berdasarkan data BPS, tingkat inflasi tahun kalender Januari-November 2016 telah tercatat sebesar 2,59 persen dan inflasi dari tahun ke tahun (yoy) mencapai 3,58 persen.

Ia memastikan kebijakan upaya pengendalian harga dari sisi volatile food maupun administered price yang dilakukan pemerintah pada 2017 tetap menggunakan data yang valid dan akurat.

"Dibanding setahun lalu, ketika kita masih menduga-duga dan berdebat soal angka, sekarang perdebatannya makin reda karena kita semakin sepakat bahwa situasinya lebih baik. Sehingga kebijakannya makin mudah diputuskan," kata Darmin.

Pemerintah dalam APBN 2017 menetapkan laju asumsi sebesar empat persen, atau sama dengan proyeksi Bank Indonesia sebesar empat persen plus-minus satu persen, karena adanya kenaikan sejumlah tarif dari sisi harga diatur pemerintah.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016