Yerusalem (ANTARA News) - Sebuah dewan pembebasan bersyarat Israel pada Minggu (18/12) memerintahkan pembebasan mantan presiden Moshe Katsav setelah menjalani lima dari tujuh tahun hukuman penjara dalam kasus pemerkosaan dan kejahatan seksual lain, kata pengacaranya.
"Ini perjalanan yang sangat panjang," kata Tzion Amir dalam pernyataan yang disiarkan di radio militer Israel.
"Hari ini, perjalanan itu mencapai akhir dengan keputusan yang masuk akal dari komite pembebasan bersyarat."
Pejabat pengadilan tidak bisa dikontak AFP untuk mendapat informasi lebih lanjut, namun media menyebut pembebasan Katsav akan dibekukan selama tujuh hari supaya jaksa bisa memutuskan apakah akan mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Kendati demikian para pengamat mengatakan kecil kemungkinan jaksa akan mengajukan banding atas keputusan itu.
Amir mengatakan Katsav (70) menangis saat mendengar putusan itu.
Katsav mulai menjalani hukuman pada Desember 2011 dan permohonannya sudah ditolak dua kali oleh dewan pembebasan bersyarat sejak dia memenuhi syarat untuk mengajukan pengurangan sepertiga masa hukuman karena berkelakuan baik selama di balik jeruji besi.
Permohonan sebelumnya ditolak sebagian karena dia tidak menunjukkan penyesalan atas kejahatannya dan tidak menjalani proses rehabilitasi.
Kelompok hak asasi perempuan terutama mengkritik penolakannya untuk mengakui fakta-fakta yang berujung pada penghukumannya dan menyatakan penyesalan.
Media Israel melansir bahwa dewan pembebasan bersyarat mendapati Katsav belakangan "mengalami perubahan."
"Tahanan dimintai banyak pertanyaan oleh anggota komisi mengenai seluk-beluk kejahatan, posisi korban, sikapnya kepada para korban dan pemahamannya mengenai tindakan dan konsekuensinya, dan anggota komisi terkesan dengan kejujuran niatnya," demikian laporan surat kabar Haaretz, mengutip pernyataan dewan pembebasan bersyarat.
Setelah dibebaskan, Katsav akan menghadapi pembatasan gerakan, termasuk larangan perjalanan ke luar negeri dan keharusan berada di rumah antara pukul 22.00 hingga 06.00.
Sumber-sumber pengadilan juga mengatakan bahwa dia tidak akan diizinkan diwawancarai selama dua tahun, sisa waktu masa hukumannya.
Keputusan untuk membebaskannya juga dikritik oleh anggota parlemen dari oposisi, termasuk pemimpin Partai Meretz, Zehava Galon.
"Ini pesan berbahaya bahwa kamu bisa menyerang perempuan dan lolos dengan itu dengan hukuman lebih singkat dari yang kau dapat jika koneksimu bagus," katanya dalam satu pernyataan.
Katsav tetap mengaku tidak bersalah meski sudah dijatuhi hukuman pada Desember 2010 dalam dua kasus pemerkosaan, pelecehan seksual, tindakan tidak senonoh dan menghambat pengadilan.
Birokrat kelahiran Iran yang bangkit dari kemiskinan sebagai anak imigran dan menjadi pejabat tertinggi itu mundur pada Juni 2007 dan menjadi orang buangan dalam politik.
Anggota partai sayap kanan Likud itu tahun 2000 menjadi presiden konservatif Israel pertama yang lahir di negara Islam.
Berbulan-bulan dia bertahan menghadapi tekanan publik untuk mundur karena tuduhan itu sebelum akhirnya mengundurkan diri pada 2007.
Katsav masuk penjara Ma'asiyahu di dekat Tel Aviv pada 7 Desember 2011, menjadi presiden Israel pertama yang dipenjara sejak negara itu dibentuk tahun 1948.(mr)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016