Singapura (ANTARA News) - Sesudah melewati proses waktu sangat panjang dengan diskusi-diskusi tingkat tinggi menguras banyak energi, tambah lagi kritik tajam dari Indonesia, akhirnya kesepakatan perjanjian ekstradisi dan perjanjian kerjasama pertahanan Indonesia - Singapura berhasil mencapai titik akhir.
Dalam penjelasan melalui e-mail dan hubungan telefon seluler, Selasa dinihari, Staf Fungsi Sosbud Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura, Dhima Dwipayudhanto menjelaskan, perundingan perjanjian ekstradisi dan kerjasama pertahanan antara RI-Singapura yang berlangsung produktif akhirnya berhasil menyepakati penanganan atas sejumlah isu strategis bersama.
"Dalam perundingan yang berlangsung di Kementerian Luar Negeri Singapura, hari Senin, tanggal 23 April 2007 itu, telah pula melahirkan
joint press statement mengenai
Extradition Treathy and
Defence Cooperation Agreement (perundingan perjanjian ekstradisi dan kerjasama pertahanan) di Kemlu Singapura tanggal 23 April 2007," tambahnya.
Bhima Dwipayudhanto juga mengungkapkan, pihak Singapura menghadirkan tiga pejabat pentingnya pada perundingan itu, masing-masing Menteri Urusan Luar Negeri George Yeo, Menteri Pertahanan Teo Chee Hoan dan Chief of Defence Force, Mayjen Desmond Kuck.
Sementara dari Indonesia, juga ada tiga petinggi utama, yakni Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dan Kepala Staf TNI AD, Jenderal Djoko Suyanto.
Dalam lampiran hasil diskusi
Extradition Treaty and Defence Cooperation Agreement (ET and DCA) itu, dijelaskan kedua pihak telah membahas garis-garis besar hasil pembicaran pimpinan negosiasi negara masing-masing untuk sejumlah isu strategis.
Diskusi produktif antara dua delegasi dari negara bertetangga ini akhirnya mencapai kesepakatan untuk segera menandatangani hasil perundingan yang telah berlangsung cukup lama ini.
Dari Kemlu Singapura, pihak KBRI mendapat informasi, para menteri dan kepala staf tentara kedua negara mengkorfimansikan perjanjian kerjasama itu akan ditandantangani di Bali, pada hari Jumat, 27 April, dalam suatu acara resmi di Bali, dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Lee Hsien Loong.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007