Bandung (ANTARA News) - Pemprov Jawa Barat berkolaborasi dengan komunitas pencinta motor membuat sebuah film bertajuk "Kelana Roda Dua", yang disutradarai oleh Omar Annas.

Film tersebut dibuat dalam rangka mengangkat sekaligus mengedukasi masyarakat akan Kopi Java Preanger asal Gunung Puntang, Bandung Selatan, yang saat ini belum banyak dikenal masyarakat.

"Selain itu, kolaborasi ini juga salah satu upaya Pemprov Jawa Barat untuk mempromosikan Gunung Puntang sebagai salah satu destinasi wisata yang menarik di bumi Parahyangan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara," kata Omar Annas ketika pemutaran perdana film Kelana Roda Dua di Spasial, Kota Bandung, Minggu malam.

Film ini mengisahkan tentang perjalanan Omar untuk menjelajahi secara acak alam Jawa Barat menggunakan motor kesayangannya, yang kemudian menemukan keindahan alam dan kenikmatan rasa kopi Gunung Puntang milik Ayi Sutedja.

"Film ini sangat unik, mengkolaborasikan pencinta motor, nikmatnya kopi dan indahnya alam. Uniknya lagi, inisiatif ini muncul dari Pemprov Jabar. Aku sendiri kaget waktu diajak kerja sama, seperti doa yang terjawab bisa berkontribusi untuk Jawa Barat," kata dia.

Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemprov Jabar Ade Sukalsah menyebutkan sebelum pembuatan film ini pihaknya melakukan riset komprehensif mengenai kopi Java Preanger yang ternyata memiliki nilai historis tinggi.

"Bibit kopi inilah yang pertama kali dibawa Belanda untuk ditanam di Nusantara. Jadi, ini adalah leluhur dari varian kopi-kopi terbaik di Indonesia, seperti Toraja, Gayo dan Sidikalang. Sekarang ini, dikembangkan di Gunung Puntang oleh Kang Ayi Sutedja," kata Ade Sukalsah.

Tidak tanggung-tanggung, bahkan biji kopi milik Ayi Sutedja ini pun menyabet predikat kopi terbaik di kontes Specialty Coffee di Atlanta, AS, pada bulan Maret lalu. Prestasi membanggakan inilah menjadi alasan terciptanya film Kelana Roda Dua.

Ade menambahkan bahwa selain menjadi salah satu wilayah perkebunan kopi terbaik di Indonesia, Gunung Puntang juga menawarkan keindahan alam yang luar biasa, serta sarat akan nilai historis. Hal ini sejalan dengan program Pemerintah Indonesia dalam upaya mencapai 20 juta wisatawan di tahun 2019.

"Di Gunung Puntang ada reruntuhan Stasiun Radio Malabar milik Belanda. Lagu Halo-Halo Bandung terinspirasi dari percakapan nirkabel pertama pada tahun 1917 yang menghubungkan antara Stasiun Radio Malabar dan Belanda," kata dia.

Melalui film ini juga, kata dia, Pemprov Jabar berharap generasi muda dapat terinspirasi oleh prestasi dari Ayi Sutedja dan kreativitas Omar Annas.

"Kami mengajak generasi muda untuk berkarya secara positif, jelajahi daerah yang indah di rumah kita sendiri di Jawa Barat dan menghindari kegiatan yang berujung kepada kekerasan," kata Ade.

Pemutaran perdana film "Kelana Roda Dua" ini dikemas dalam acara nonton bareng di Spasial Bandung dengan diawali berkendara motor bersama dengan jalur Gedung Sate - Jalan Asia Afrika - Jalan Braga - Jalan Ahmad Yani (Kosambi) - Gudang Selatan.

Sekitar 200 motor dari berbagai jenis seperti motor tua, custom, hingga keluaran tahun 2000an terlibat dalam konvoi damai ini.

"Anak muda adalah agen perubahan, untuk itu pas sekali kalau mereka kita ajak untuk semakin familiar dengan kekhasan kopi Jawa Barat. Mudah-mudahan dengan coffee tasting sebagai salah satu agenda menjadi gerbang bagi anak muda Bandung semakin mencintai kopi Java Preanger (Puntang)," kata Ade.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016