Kupang (ANTARA News) - Kapal pembangkit listrik (marine vessel power plant/MVPP) dari Turki berdaya 60 Mega Watt (MW) telah tiba di Kupang, Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Jumat (16/12) malam untuk membantu sistem kelistrikan di Pulau Timor.
MVPP tersebut akan ditempatkan di kawasan perairan Bolok, Kupang Barat, dan kemudian terkoneksi dengan infrastruktur jaringan yang sudah disiapkan di darat.
Akankah sistem kelistrikan di Kupang dan Pulau Timor kembali normal?
Manajer PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) Richard Safkaur menjamin bahwa dengan hadirnyanya MVPP itu akan memperkuat sistem kelistrikan di Kupang dan Pulau Timor bagian barat Nusa Tenggara Timur.
Pemerintah, dalam hal ini PLN, akan mengontrak kapal pembangkit listrik tersebut selama lima tahun untuk menambah kapasitas pembangkit pada PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) IPP Bolok yang akan beroperasi sekira Maret 2017 dengan kapasitas 16,5 x 2 MW.
Dengan demikian, ia menyatakan, pada 2017 akan ada tambahan daya 90 MW di luar beban puncak untuk Kota Kupang berkapasitas 75 MW.
Daya tersebut, dikemukakannya, akan diinterkoneksikan dengan sistem di Kupang dengan tiga pembangkit utama, yakni PLTU Bolok (13 MW), PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Tenau (47 MW) dan Kuanino (10 MW).
Setelah semuanya terinterkoneksi, makaPLN akan masuk ke sistem transmisi di Pulau Timor yang sekarang pasokan listriknya sudah sampai di Soe, Ibu Kota Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), dan akhir Desember ini diupayakan sampai di Kefamenanu, Ibu Kota Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Upaya tersebut dilakukan untuk memperkuat daya listrik yang ada sehingga ke masa depan tidak mengalami kendala pasokan listrik, paling tidak hingga tahun 2019.
PLN Wilayah NTT memastikan bahwa pasokan listrik untuk kebutuhan masyarakat di Pulau Timor akan semakin memadai mulai 2017 dengan masuknya pembangkit listrik dari kapal atau MVPP dari Turki.
Pembangkit listrik dari kapal berteknologi canggih tanpa asap itu nantinya akan diinterkoneksikan dengan sistem pembangkit yang sudah siap di Kupang dengan tiga pembangkit utama, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bolok, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Tenau dan PLTD Kuanino.
Terkait pasokan daya yang akan menjangkau seluruh Kota Kupang hingga Kabupaten Belu itu, PLN Wilayah NTT menargetkan pada bulan Desember ini transmisi listrik sudah beroperasi hingga Kefamenanu.
PLN saat ini menerapkan sistem listrik yang dipasok dari Kupang dengan kawat transmisi 70 kVA (kilo Volt ampere) sudah menjangkau hingga Soe, sehingga ketercukupan daya tersebut membuat pelayanan kelistrikan ke masa depan tidak akan mengalami krisis lagi seperti sekarang.
Menurut Safkaur, pemadaman listrik yang mendadak selama ini lebih pada kendala cuaca, seperti hujan dras, angin kencang, dan petir yang merusak jaringan. Lalu bagaimana upaya untuk mengatasi hal ini?
PLN juga sudah mendatangkan guru besar transmisi tegangan tinggi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk berdiskusi mengenai kendala yang dihadapi tersebut, sehingga diharapkan persoalan kelistrikan ke masa depan cepat teratasi.
Upaya PLN tersebut, merupakan bagian dari realisasi program pemerintah pusat terkait mega proyek program listrik 35.000 MW untuk seluruh masyarakat Indonesia dengan prioritas untuk kawasan timur Indonesia.
Pembangunan trafo
Setelah hadirnya MVPP sewaan dari Turki berkapasitas 60 MW, PLN kini juga tengah menuntaskan pembangunan trafo di Bolok, Kupang Barat, untuk memperlancar koneksi ke pembangkit yang akan disiapkan untuk memperkuat sistem kelistrikan di Pulau Timor.
Safkaur mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelesaikan pembangunan trafo di Bolok untuk transmisi 70 kilo Volt (kV) ke Gardu Induk (GI) Bolok untuk mengatur transmisi dari pembangkit kapal dengan tegangan tinggi bertegangan listrik 150 kV diturunkan menjadi 70 kV untuk masuk ke GI Bolok.
PLN tengah melakukan berbagai persiapan instalasi dan pembangunan untuk sistem transmisi di darat agar nantinya dapat langsung terkoneksi ke instalasi di pembangkit kapal.
Sementara itu, ia menyatakan, pekerjaan instalasi GI Maulafa sudah selesai dikerjakan dengan kapasitas menjadi 30 Mega Volt Ampere (MVA) yang akan menerima transmisi 70 kV dari Bolok.
Daya dari pembangkit kapal tersebut, dikemukakannya, akan ditransmisikan menuju GI Bolok kemudian ke GI Maulafa, GI Naibonat, GI Nonahonis di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan nantinya menuju ke Kabupaten Timur Tengah Utara hingga ke Kabupaten Belu.
Dengan danya pembangkit dari kapal tersebut, maka sistem kelistrikan di Pulau Timor akan berpusat pada satu sistem yang ada di Kota Kupang dengan dukungan daya dari pembangkit kapal MVPP.
Sebelumnya, menurut dia, listrik di tiap kabupaten/kota NTT masih mengandalkan mesinnya masing-masing sehingga ketika terjadi kerusakan maka akan mengakibatkan pemadaman menyeluruh di daerah tersebut.
Jika semua sistem sudah disatukan, dikemukakannya, maka sistem kelistrikan di NTT akan semakin andal dan kapasitasnya semakin kuat sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat guna meningkat perekonomiannya.
Beberapa pekan menjelang tibanya MVPP di Kupan pun,, PLN terpaksa melakukan pemadaman listrik di Kota Kupang dan sekitarnya pada Sabtu (26/11) untuk penuntasan instalasi kelistrikan melakukan koneksi ke pembangkit kapal yang akan ditempatkan di Kupang.
Safkaur mengatakan apa yang dilakukan oleh pihaknya tersebut, merupakan pemadaman yang terencana karena ada pengerjaan sistem instalasi yang tidak bisa dihindari untuk mendukung koneksi ke pembangkit kapal.
Pemadaman serentak itu akan dilakukan di Kota Kupang, Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan pada Sabtu (26/11) mendatang sekira pukul 07.00-17.00 WITA.
Saat ini PLN sedang melakukan pengerjaan secara bertahap untuk penambahan kapasitas titik pertemuan/hubungan rangkaian trafo pengendali energi dan peralatan listrik lainnya (uprating busbar) 1 dan 2 di Bolok.
Kemudian, PLN melakukan pekerjaan teknis yang disebut uprating crossbar pada bay coupler untuk menghubungkan busbar 1 dan busbar 2.
Pada tahapan pembangunan ini semua sistem harus dihentikan (off line) sementara dengan pertimbangan keselamatan kerja sehingga harus dilakukan pemadaman, demikian Richard Safkaur.
Oleh Laurensius Molan
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016