Produser film Grain, Steven Marcelino, kepada Antara London, Sabtu menyebutkan Film yang dibuat hanya dalam waktu setahun mengambil lokasi shooting di London dan Paris menceritakan hari terakhir Ayu di Paris bersama dengan Pierre, bule Perancis yang berbakat dalam fotografi.
Gita berperan sebagai 'Ayu' di dalam film ini dan 'Grain' yang mempamerkan batik di Paris itu bertekad meyakinkan Pierre, sang pacar, untuk mengikuti mimpinya sebagai professional photographer.
Dikatakannya Film Grain memiliki setting berbagai landmarks di kota terromantis Paris dan kota asal Ratu Elizabeth, Menara Eiffel, Tower Bridge dan bangunan terkenal lainnya
Pada saat pengambilan gambar, Gita Gutawa tengah menyelesaikan studi Magister di London School of Economics di London, Inggris. Ayah Gita, Erwin Gutawa, turut mendukung peran putrinya dan proses pembuatan film ini dengan menghadiri pengambilan gambar selama di Paris, dan bahkan mengambil beberapa peran dalam bagian film.
Sutradara muda berdarah campuran Inggris-Indonesia ini ingin membuat film untuk orang yang pernah merasakan takut akan kegagalan, tema yang mungkin bisa dirasakan kebanyak orang tanpa memandang background seseorang.
Pria yang sering menghabiskan masa liburannya di Indonesia ini mendengar banyak respon positif dari kritikus film di berbagai film festival. Adrian mengakui pentingnya dalam mempromosikan damai yang intercultural mengingat kita sama-sama manusia biasa
Kolaborasi Outer Circle Pictures dengan Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Paris ini dalam memproduksi 'Grain' ini berhasil ditayangkan secara perdana dalam pembukaan 10th Balinale International Film Festival 2016.
Outer Circle Pictures mendapatkan dukungan dari UNESCO, di mana shooting dari pembuatan scene utama film ini dilakukan di markas besar UNESCO (United Nations of Educational, Scientifice, and Cultural Organization) di Paris.
Produser film 'Grain' Steven Marcelino, mengatakan Film 'Grain' ini adalah channel yang modern mempromosikan budaya Indonesia di dunia internasional dan meningkatkan relasi antar budaya khususnya Indonesia dan Eropa
Sementara itu Duta Besar/Deputi wakil tetap Republik Indonesia di UNESCO, Paris. Prof. Soelaiman, mengakui peran Batik dalam film ini merupakan simbol kebanggaan nasional yang menjadi tugas setiap warganegara Indonesia menjaga dan melestarikannya.Batik Indonesia merupakan warisan budaya yang telahdiakui oleh UNESCO sebagai intangible cultural heritage, ujarnya.
Prof. T.A. Fauzi Soelaiman, merupakan mantan atase pendidikan di London ini, berambisi menaikan citra budaya Indonesia di kancah dunia internasional melalui kerja sama multilateral dalam kerangka kerja UNESCO. Generasi muda pun sekarang juga bisa mengambil peran aktif dalam mengharumkan citra positif warisan budaya di kancah mancanegara, ujar Prof Fauzi yang bangga akan produksi kreatif dari film Grain.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016