Paris (ANTARA News) - Sekitar 50 ribu orang, mayoritas warga sipil, masih terjebak di Aleppo timur meski kesepakatan evakuasi sudah diimplementasikan, demikian menurut keterangan utusan khusus PBB untuk Suriah dan menteri luar negeri Prancis, Kamis (15/12).
"Terdapat 50 ribu orang, termasuk 40 ribu warga sipil yang sangat malang tinggal di sana. Sisanya merupakan pemberontak, jumlahnya sekitar 1.500 hingga 5.000 jiwa, beserta keluarga mereka," ujar utusan PBB Staffan de Mistura di Paris bersama Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault.
Pemerintah Turki sebelumnya mengungkapkan 80 ribu hingga 100 ribu warga sipil kemungkinan masih terjebak di Aleppo timur.
"Prioritas kami adalah agar para kolega kami di PBB hadir bersama para pengungsi dan pemberontak dihormati berdasarkan ketentuan kesepakatan ini," ujar De Mistura.
Berdasarkan kesepakatan evakuasi yang dirundingkan oleh Rusia dan Turki, para pengungsi dari Aleppo timur akan direlokasi ke Provinsi Idlib, yang merupakan benteng pemberontak.
"Kami tidak tahu apa yang akan terjadi di Idlib. Jika tidak ada kesepakatan politik dan gencatan senjata, Idlib akan mengalami nasib yang sama dengan Aleppo," imbuh De Mistura.
Sementara itu, Ayrault kembali menyerukan pengerahan tim pengamat dan seluruh personel PBB yang sudah berada di lapangan dan mereka yang akan segera diterjunkan, demikian seperti dilansir AFP. (ab/)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016