"Dengan pekerjaan orang tua saya sebagai sopir, sulit untuk kuliah, " Sharoniva saat kunjungan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir ke rumah penerima beasiswa Bidikmisi di Kupang, Jumat.
Dalam kunjungan tersebut, Menristekdikti harus berjalan kaki menyusuri jalan berbatu sejauh 500 meter.
Sharoniva yang ditemui dirumahnya di Jalan Pulau Indah Kota Kupang tersebut, mengaku sangat bersyukur mendapatkan beasiswa sehingga bisa melanjutkan kuliah.
Dia mengaku pada awalnya, setelah lulus SMA pesimis melanjutkan kuliah.
"Ayah saya penghasilannya tidak menentu," tambah dia.
Saat ini, ia duduk di semester tiga Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana semester lima. Ia meraih IPK sebesar 3,95.
Sementara itu, ayah dari Sharoniva, Samuel Koanak, mengaku sempat putus asa tidak bisa mewujudkan impian anaknya untuk kuliah.
"Biaya kuliah mahal sekali, tak mungkin anak kami kuliah, tapi dengan beasiswa akhirnya bisa masuk. Kami bersyukur sekali Pak Menteri," kata Samuel.
Menristekdikti, Mohamad Nasir, mengatakan bahwa Sharoniva ini contoh yang baik dan bukti bahwa memang anak bidikmisi itu memang kebanyakan anak yang cerdas namun dari segi ekonomi perlu dibantu.
"Sharoniva ini IPK-nya sangat tinggi. Di semester 3 ini, dia mendapatkan IPK dengan angka 3,95. Ini harus diikuti oleh tidak hanya mahasiswa bidikmisi lain, tapi juga mahasiswa lainnya," kata Nasir.
Nasir berpesan agar Sharoniva terus bersemangat dalam belajar sehingga nanti bisa lulus dengan lebih baik lagi. Karena dokter hewan di NTT sangat dibutuhkan saat ini.
"Nanti ingin melanjutkan sekolah setelah lulus, kami akan coba bantu untuk dapatkan beasiswa. Ini sampai lulus profesi pun akan langsung kita bantu," kata Nasir.
Pewarta: Indriani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016