Batam (ANTARA News) - Analis senior mata uang dari Thompson Financial Singapura, Mokhtar Hasan, mengatakan isu kabinet di Indonesia tidak mempengaruhi pergerakan nilai rupiah terhadap dolar AS. Bila politik stabil, maka perombakan kabinet itu juga tidak akan mempengaruhi minat investor, katanya, dikutip ANTARA di Batam dari Radio Singapura, Selasa. Ia memprediksi investor terkonsentrasi kepada fenomena aliran dana yang masuk ke bursa regional, termasuk Bursa Efek Jakarta, yang pada awal pekan ini mencatat rekor indeks tertinggi hingga mengabaikan isu perombakan kabinet. Menurut Mokhtar, jika perombakan kabinet itu sifatnya terbatas, maka tidak akan mempengaruhi kebijakan ekonomi dan politik yang sudah diambil Presiden Susilo Bambang Yuhoyono. Ia juga menganalisis pergerakan aliran modal membuat rupiah stabil dalam kisaran Rp9.020-9.070 per AS dolar dalam minggu ini. Jika Bank Indonesia tidak menahan penguatan rupiah, katanya, maka mata uang lokal itu di pekan ini berada pada kisaran 9.000, namun jika menahan, maka rupiah berada di kisaran 9.020 sampai 9.070 per satu dolar AS. "Harap diingat, stabilitas rupiah merupakan kebijakan utama Bank Indonesia menahan penguatan dan pelemahan rupiah, termasuk kemungkinann menurunkan tingkat suku bunganya di bulan Mei mendatang sampai 50 basis poin," katanya. Ia mengatakan faktor luar negeri turut menunjang kestabilan rupiah di pekan ini. Aliran dana dari Jepang ke pasar bursa regional dan mata uang menjanjikan return yang besar dan menyebabkan euro, dollar Australia, ringgit Malaysia, peso Filipina dan rupiah terus menguat. "Aksi 'carry trade' dengan memanfaatkan nilai yen yang rendah menyebabkan dolar Amerika terus melemah," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007