Havana (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Iran Manouchehr Mottaki, di Havana, Senin, menegaskan bahwa Washington mendukung terorisme di berbagai belahan dunia dan mengeritik pembebasan seorang mantan mata-mata dinas rahasia Amerika Serikat (CIA) yang dihukum karena menjatuhkan pesawat penumpang Kuba pada 1976. Diplomat Iran tersebut, yang berkunjung selama dua hari ke Kuba, mengecam apa yang dia sebut dukungan Washington untuk terorisme di berbagai belahan dunia. Ucapan itu dikeluarkan menyusul pembebasan bersyarat pekan lalu bagi Luis Posada Carriles, yang dicari di Kuba dan Venezuela atas pemboman yang menewaskan seluruh 73 penumpang jet tersebut. Posada Carriles ditahan di Amerika Serikat atas pelanggaran kecil keimigrasian. "Kami mengutuk pembebasan Luis Posada Carriles," kata Mottaki. "Dia adalah seorang teroris yang dilindungi Amerika Serikat," kata Menteri tersebut. Posada dilepaskan dengan uang jaminan 350 ribu dolar AS sebelum disidangkan pada 11 Mei untuk kasus masuk ke Amerika Serikat secara ilegal dan berdusta di dalam lamarannya untuk menjadi seorang warganegara AS. Sebagai seorang warganegara Venezuela kelahiran Kuba, Posada dihukum di Venezuela pada 1976 karena mendalangi aksi menjatuhkan pesawat penumpang tersebut di perairan Barbados, namun dia kabur dari penjara pada 1985. Dia dijatuhi hukuman penjara delapan tahun di Panama karena merencanakan pemboman untuk membunuh Castro saat pertemuan tingkat tinggi Ibero-Amerika pada 2000, namun mendapat pengampunan empat tahun kemudian. Pernyataan Mottaki merupakan gema dari pernyataan Venezuela dan Kuba, yang menuduh Amerika Serikat melindungi seorang teroris berbahaya. Mottaki juga menyoroti apa yang dia sebut sebagai kesamaan pandangan Iran dan Kuba atas berbagai persoalan internasional. Timpalannya dari Kuba, Felipe Perez Roque, mengulangi dukungan Havana untuk Teheran dalam perselisihan mengenai program nuklir Iran. "Kami secara kukuh menentang tekanan dan pemerasan terhadap Republik Iran dan bahasa yang mengancam, serta menyampaikan solidaritas kuat kami bersama Iran," kata Roque. Dia menekankan bahwa Gerakan Non-blok, yang mewakili 118 negara berkembang, mengakui apa yang disebut "hak mendasar dan tidak dapat dicabut dari setiap negara untuk mengembangkan penelitian, produksi dan penggunaan tenaga atom untuk tujuan damai". Sementara itu, Mottaki, mengemukakan kegiatan nuklir Iran terus berlanjut sebagaimana yang direncanakan di bawah pengawasan Perjanjian Anti-Penyebaran Nuklir (NPT) dan badan pengawas atom internasional (IAEA). Perjalanan Menteri Iran tersebut ke Kuba dilanjutkan dengan kunjungan ke Venezuela, sekutu dekat dan sesama anggota Organisasi Negara Pengeksport Minyak (OPEC). Venezuela, Iran dan Kuba merupakan pengecam terbesar pemerintahan Presiden AS George W. Bush, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007