Damaskus (ANTARA News) - Pemilihan untuk parlemen Suriah berakhir Senin dengan kurangnya antusiasme yang meluas pada pemilihan dua hari yang mana para aktivis oposisi minta pendukungnya untuk memboikot itu. Hampir 12 juta warga Suriah memenuhi syarat untuk memilih, menurut kantor berita resmi SANA, yang juga melaporkan bahwa 2.500 calon mencalonkan diri untuk 250 kursi dalam majelis. Hasilnya diperkirakan akan diumumkan Selasa. Pemilihan itu berlangsung "dalam kebebasan dan transparansi samasekali", kata SANA Senin, tanpa memberikan jumlah kedatangan pada pemilihan hari pertama Minggu. Warga tampaknya terbelah mengenai apakah pemilihan itu, benar-benar kurang menegangkan bagi kebanyakan orang, akan membawa perubahan atau tidak. Dari 250 kursi, 167 kursi dicadangkan untuk koalisi Front Progresif Nasional (NPF) yang berkuasa, yang dipimpin oleh partai Baath pimpinan-Presiden Basar al-Assad. Partai itu sendiri menjamin 131 kursi, atau 52 persen dari keseluruhan kursi Ke 83 kursi yang lain dialokasikan bagi yang disebut calon independen yang "dekat dengan pemerintah", menurut pengacara Hasan Abdel-Azim, jurubicara enam partai yang dilarang, tapi sebagian besar dibiarkan, yang beroperasi di bawah payung Persatuan Demokratik Nasional (NDR). Abdel-Azim mengatakan "tak ada artinya mengambil bagian dalam pemilihan yang hasilnya sudah diketahui sebelumnya...NPF akan keluar sebagai pemenang", seperti terjadi dalam semua pemilihan yang diadakan sejak 1973. Bahkan harian resmi Tishrin mengatakan pekan lalu bahwa orang Suriah "telah kehilangan antusiasme mereka pada pemilihan parlemen itu. Mendagri Bassam Abdel-Majid, dalam satu pernyataan di televisi pemerintah, mendesak warga Suriah untuk keluar dengan kekuatan: "Keikutsertaan anda merupakan sumbangan untuk mengkonsolidasikan demokrasi dan mengaktifkan peran parlemen dalam menyusun keputusan", katanya. Dalam satu pukulan di Washington, yang telah mengatakan pemilihan di Suriah tak mungkin akan bebas dan adil. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007