Jakarta (ANTARA News) - Telkomsigma menargetkan layanan "Big Data" menjadi penopang utama pertumbuhan pendapatan perusahaan seiring dengan semakin tingginya penetrasi internet dan kian terkoneksinya miliaran perangkat dengan dunia maya.
"Ke depan Big Data akan menjadi revenue stream utama Telkomsigma selain layanan cloud dan data center. Apalagi era Internet of Things (IoT) itu ujungnya adalah Big Data. Jadi, Telkomsigma sudah siap meningkatkan kapasitas dalam bisnis ini," kata Director of Data Center & Managed Services Telkomsigma Andreuw Th.AF di Jakarta, Kamis.
Big Data adalah serangkaian data dalam jumlah besar bahkan mungkin tidak terbatas dari sisi volume, variasi dan kecepatan yang membutuhkan penanganan serta pengelolaan melalui media penyimpanan yang sangat besar.
Menurut Andreuw, Telkomsigma sudah merintis pengelolaan Big Data sejak 2013 di saat induk usahanya PT Telkom Indonesia Tbk menunjuk Telkomsigma sebagai implementator solusi bagi operator terbesar di Indonesia itu.
"Ini menjadi salah satu kekuatan Telkomsigma yang menjadi dasar untuk berani masuk ke sektor lainnya. Beberapa best practice bersama Telkom ini banyak kita copy paste di industri lain untuk Big Data," katanya.
Ia menambahkan, untuk menjalankan Big Data Telkomsigma memegang filosofi 4A yakni akuisisi, akses, analisa, dan aplikasi.
"Akusisi yakni cara mendapatkan data. Akses data, bagaimana data bisa diambil. Menganalisa data, serta terakhir menyajikan data agar bisa dibaca untuk mengambil keputusan," ujar Andreuw.
Karena itu untuk masuk ke pasar ditawarkan dua model bisnis ke pelanggan, yaitu dengan sistem integrasi dimana pelanggan sudah memiliki semua infrastruktur dan TelkomSigma hanya menjadi sistem integrator. "Biasanya ini di segmen pemerintahan atau pertahanan, karena harus jelas aset yang dimiliki," katanya.
Selanjutnya adalah "managed service" yakni semua infrastruktur dan teknologi dikelola di TelkomSigma. "Kalau di sektor swasta banyak pilih model ini karena hanya keluar biaya operasional, bahkan bisa bayar bulanan," ujarnya.
Ia pun menjelaskan, kunci sukses penerapan Big Data Telkomsigma tergantung pada DPPT yaitu Data, People, Process dan Technology.
"Datanya ada, kemudian diproses sesuai dengan keunggulan yang miliki yaitu memberikan skenario layanan yang sesuai dengan permintaan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi pelanggan," ujarnya.
Saat ini setidaknya sudah 10 pelanggan Bid Data korporasi Telkomsigma yang umumnya bergerak di sektor perminyakan, gas dan pertambangan.
Di sektor sektor keuangan dan perbankan, Telkomsigma sudah berpengalaman mengembangkan layana solusi terintegrasi berbasis digital menyeluruh bagi ratusan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang dampaknya mendukung pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur digital di antaranya dengan membantu sistem IT para UKM.
(R017)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016