Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Badan Lingkungan Hidup terus mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah antisipasi guna mengurangi dampak pemanasan global.
"Pemanasan global tidak lagi mitos, tetapi fakta karena dampaknya sudah terjadi. Oleh karena itu, perlu ada kesadaran dari masyarakat untuk mengantisipasinya," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta Suyana di sela penyerahan penghargaan lingkungan di Yogyakarta, Kamis.
Sejumlah kondisi yang bisa dijadikan sebagai contoh terjadinya pemanasan global di antaranya adalah suhu udara di salah satu wilayah terdingin di Kabupaten Sleman DIY yaitu Kaliurang yang semakin hangat, serta ditemukannya kasus penyakit malaria di pegunungan Menoreh Kabupaten Kulon Progo.
Oleh karena itu, lanjut Suyana, perubahan kondisi lingkungan tersebut dapat dijadikan sebagai peringatan agar masyarakat meningkatkan kesadaran mereka dalam mengelola lingkungan hidup.
Salah satu langkah sederhana yang bisa dilakukan dengan mudah oleh masyarakat untuk mengantisipasi dampak pemanasan global di antaranya adalah pembuatan sumur resapan atau biopori yang berguna menampung air hujan sehingga tidak terjadi kekeringan saat kemarau.
"Banyak yang menyebut air tanah di Yogyakarta sudah berkurang atau 'Jogja Asat'. Namun, akan lebih baik jika kritik tersebut disertai dengan tindakan nyata untuk mengantisipasinya, seperti membuat sumur resapan di lingkungan masing-masing," kata Suyana.
Pemerintah daerah, lanjut dia, sudah memiliki regulasi yaitu Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung yang mewajibkan seluruh gedung memiliki ruang terbuka hijau dan resapan air untuk menjaga air tanah.
"Ini yang harus dipatuhi oleh semua pihak," katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Wali Kota Yogyakarta Sulistiyo mengatakan, kelestarian lingkungan hidup harus terus terjaga karena menjadi tulang punggung pembangunan dan bisa berdampak pada sektor lain seperti kesehatan, ekonomi, pendidikan dan pariwisata.
"Pengelolaan lingkungan hidup dan antisipasi dampak lingkungan akibat laju pembangunan yang kurang terkendali harus dipecahkan bersama melalui penguatan komitmen seluruh elemen," katanya.
Ia pun memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang dinilai mampu melakukan upaya pelestarian lingkungan di antaranya sekolah yang dinobatkan sebagai sekolah berwawasan lingkungan, pesantren berwawasan lingkungan, dan kampung hijau perkotaan.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016