Kenaikan suku bunga AS pada 2017 mendatang itu lebih banyak dari perkiraan analis yang sebanyak dua kali, sehingga membuat volatilitas pasar meningkat

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak melemah sebesar 81 poin menjadi Rp13.361, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.280 per dolar AS.

"Dolar AS bergerak menguat terhadap mayoritas mata uang negara-negara dunia pasca bank sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga acuan," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan bahwa The Fed yang juga membuka potensi untuk kembali menaikan suku bunganya sebanyak tiga kali pada 2017 mendatang menambah dorongan bagi dolar AS untuk terapresiasi.

"Kenaikan suku bunga AS pada 2017 mendatang itu lebih banyak dari perkiraan analis yang sebanyak dua kali, sehingga membuat volatilitas pasar meningkat," katanya.

Menurut dia, keputusan The Fed itu membuat dana asing dengan orientasi jangka pendek cenderung keluar dari Indonesia dan diproyeksikan beralih ke pasar Amerika Serikat yang dinilai dapat memberikan imbal hasil tinggi.

Ia mengatakan bahwa penguatan dolar AS juga cenderung menekan harga minyak mentah dunia sehingga menambah tekanan bagi mata uang komoditas seperti rupiah.

Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian menambahkan bahwa meski kebijakan The Fed itu sudah diekpektasikan oleh pasar, namun tren kenaikan dolar masih terus terjadi mengingat adanya proyeksi kenaikan kembali suku bunga acuan AS pada 2017.

"Dengan berbagai kebijakan di dalam negeri dan global yang terjadi, diperkirakan rupiah akan berada pada kisaran Rp13.500 per dolar ke depannya," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.367 dibandingkan Rabu (14/12) Rp13.285.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016