Sidoarjo (ANTARA News) - Volume semburan lumpur panas Lapindo Brantas Inc. akhir-akhir ini makin meningkat sehingga kecenderungan tanggul jebol dan luberan lumpur meluap juga kian meningkat dibanding bulan-bulan lalu. Menurut Rudi Novrianto, juru bicara Timnas yang hingga kini masih tetap didaulat oleh Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), kondisi itu makin diperparah lagi karena tiga alat berat yang biasanya digunakan untuk membantu mengalirkan lumpur ke arah saluran pelimpah rusak. "Lima alat berat yang biasanya untuk mengalirkan lumpur ke spillway hanya dua yang beroperasi, lainnya rusak dan belum selesai diperbaiki," katanya. Untuk itu, pihaknya akan menambah 15 pasokan alat berat, sehingga, untuk mengantisipasi bila ada alat berat yang rusak, maka sebagian yang lain masih bisa beroperasi agar lumpur terus bisa dialirkan. Selain itu, BPLS juga akan menambah dua buah pompa ulir. Pompa dengan kinerja berputar mirip gilingan ini akan digunakan untuk membantu kinerja alat berat dalam mengalirkan lumpur ke arah saluran pelimpah. Namun, cara ini sempat dicoba oleh Timnas, tetapi hasilnya tetap gagal untuk mengalirkan lumpur. Pembangunan kanal permanen untuk mengalirkan lumpur hingga kini juga tak kunjung terselesaikan. Padahal, rencana itu sebenarnya telah diagendakan oleh Timnas sejak awal terbentuk.Sementara itu, tanggul kanalisasi dari titik semburan menuju spillway di titik 47 -- dekat lokasi relief well 1 di Desa Jatirejo-- kini kritis lagi. Padahal, pekan lalu, tanggul itu sempat jebol dan sudah diperbaiki lagi. Zainal Arifin, salah satu petugas dari Timnas ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa tanggul kanal sepanjang 300 meter mulai dari titik semburan menuju spillway saat ini sangat rawan jebol. Ketinggian lumpur sudah mendekati bibir tanggul yang ketinggiannya sekitar 20 meter. "Tanggul kanal di titik 47 itu rawan jebol. Kalau tidak ditambah tanggul penahannya bisa jadi nanti (Senin,red) malam akan jebol lagi. Tapi, kalau tanggul ditinggikan sudah tidak mungkin, karena khawatir tidak kuat dan ambruk. Karena itu, lebih baik menambah tanggul penahan. Kami sudah beritahukan kepada BPLS tapi belum bertindak," katanya. Sementara itu pula, tanggul utama di titik 45 di pusat semburan lumpur Senin pagi juga sempat bocor dengan diameter 10 meter. Akibatnya, aliran lumpur panas mengarah ke arah barat, timur, dan utara menuju ke kolam penampungan lumpur di Desa Siring, dan Desa Renokenongo, Kecamatan Porong. Deputi Bidang Operasional Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, Sofyan Hadi, menjelaskan bocornya tanggul utama di titik 45 yang terjadi akibat volume semburan lumpur yang semakin meningkat dan pengaliran lumpur ke selatan yang mengalami kendala.Ia menambahkan bahwa BPLS dibantu petugas tanggul hingga saat ini masih berupaya keras menutup bocoran di titik 45 di tanggul utama dengan menggunakan karung pasir. Upaya ini diharapkan dapat selesai dalam waktu cepat.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007