Jakarta (ANTARA News) - Presiden Iran Hassan Rouhani berharap adanya penerbangan langsung Jakarta-Teheran dan sebaliknya dalam rangka meningkatkan kerja sama bidang pariwisata.
Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, menyebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Kunjungan Kenegaraannya ke Iran pada Rabu (14/12) melakukan pertemuan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani dan Ketua Parlemen Iran Ali Larijani.
Pertemuan yang membahas kerja sama bilateral kedua negara berlangsung dalam suasana yang akrab.
Menurut Bey, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan hal itu usai mendampingi Presiden Jokowi dalam kedua pertemuan tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Iran menyatakan harapannya terhadap peningkatan kerja sama pariwisata antarkedua negara dengan adanya rute penerbangan langsung dari Jakarta ke Teheran dan sebaliknya.
Hal itu menunjukkan peran aktif kedua negara dalam mengatasi masalah people to people contact.
"Kita akan coba hitung bagaimana nanti pelaksanaannya, tetapi prinsipnya kedua pemimpin sepakat mengenai pentingnya upaya bersama untuk meningkatkan kerja sama di bidang pariwisata," ucap Retno Marsudi.
Sementara itu Menteri ESDM Ignasius Jonan menyebutkan sejumlah kesepakatan kerja sama antar kedua negara dicapai dalam pertemuan tersebut, di antaranya dalam bidang energi dan migas yang merupakan fokus kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Iran.
Salah satu kerja sama yang disepakati adalah mengenai pengelolaan bersama dua ladang minyak di Ab-Teymoura dan Mansouri serta kerja sama pembangunan "refinery" berkapasitas 300.000 barel dengan nilai investasi sekitar lima miliar dolar AS.
"Ada satu patungan yang akan dijalankan untuk membangun refinery atau pengolahan minyak mentah menjadi minyak jadi di daerah Jawa Timur itu antara perusahaan minyak Iran dengan pihak swasta di Indonesia," kata Jonan.
Ia menyebutkan bagi Indonesia, kerja sama B2B (Business to Business) itu bagus sekali. "Tadi Bapak Presiden juga sangat mengapresiasi," kata Ignasius Jonan.
Sementara itu mengenai kerja sama bidang perdagangan, Menlu Retno Marsudi menyebutkan kedua kepala negara sepakat untuk meningkatkan kembali nilai perdagangan yang mengalami penurunan selama lima tahun terakhir.
"Perdagangan antara kedua negara terus menunjukkan penurunan. Pada tahun 2015, perdagangan kedua negara hanya mencapai angka 300 juta dolar AS dan ini angka yang kalau kita bandingkan dari angka 2011, maka di tahun 2011 kita sempat mencapai nilai perdagangan 1,8 miliar dolar AS," kata Retno Marsudi.
Oleh sebab itu, sejumlah langkah terobosan akan dilakukan Presiden Jokowi guna meningkatkan produksi ekspor Tanah Air yang melimpah, seperti kertas, kopi dan cocoa.
"Presiden juga mencoba untuk menjajaki adanya direct trade dengan mereka (Iran) sehingga produk Indonesia dari segi harga akan lebih kompetitif kalau dilakukan perdagangan secara langsung dengan mereka (Iran) daripada harus melalui pihak ketiga," ujar Retno Marsudi.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dan Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016