Palembang (ANTARA News) - Pembangunan fondasi kereta api ringan (light rail transit) Palembang, Sumatera Selatan ditargetkan selesai keseluruhannya pada Juli tahun 2017.
Pimpinan Proyek Kereta Api Ringan/LRT Palembang PT Waskita Karya Mashudi Jauhari, di Palembang, Kamis, mengatakan untuk mencapai target itu akan berbenturan dengan jadwal pembangunan jalan layang dan permasalahan jaringan utilitas di sejumlah titik.
"Meski demikian pengerjaan LRT sudah mencapai 25 persen dan untuk pengerjaan konstruksi masih sesuai jadwal. Sedangkan pengerjaan fondasi sudah terealisasi hingga 95 persen," kata dia.
Namun, lanjut Mashudi, pembangunan fondasi di beberapa titik masih terkendala sejumlah hal terutama adanya jaringan utilitas dan pengerjaan jalan layang di Simpang Tanjung Api Api.
Permasalahan terkait utilitas berada di kawasan kolam retensi Simpang Polda Sumsel yang terdapat pipa air, dan zona III yang masih ada jaringan pipa gas.
"Sampai saat ini, kami terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait agar jaringan utilitas itu dapat digeser atau dipindahkan, sehingga tidak mengganggu pembangunan," kata dia pula.
Selain itu, pembangunan fondasi juga terkendala dengan adanya pengerjaan proyek Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) yakni pembangunan jalan layang di persimpangan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang -Tanjung Api Api.
Jalan layang yang menjadi perlintasan antara Palembang dan jalur menuju Jambi itu akan dibangun dengan panjang 480 meter.
Saat ini, pengerjaan di kawasan tersebut difokuskan pada pengerjaan jalan layang terlebih dahulu, sedangkan pembangunan LRT akan menyusul karena jalur konstruksi LRT akan berada di atas dan di sela-sela jalan layang.
Walaupun dihadapkan sejumlah kendala, Mashudi tetap optimistis pengerjaan fondasi di daratan dapat selesai pada pertengahan tahun 2017, mengingat target selesai yakni pada Juni 2018. Bahkan, pelaksanaan uji coba LRT sudah harus dilakukan sejak tiga bulan sebelum operasional LRT terlaksana.
"Itulah sebabnya, pembangunan konstruksi tidak boleh berhenti," kata dia lagi.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016