Jakarta (ANTARA News) - PT Surveyor Indonesia (Persero) pada tahun 2017 akan membangun laboratorium terintegrasi di sektor energi guna memperkokoh posisinya di segmen jasa survei, inspeksi dan konsultasi, dengan total investasi sekitar Rp70 miliar.
"Dari hasil analisa dan potensi market dan untuk kemudahan pengiriman sampel laboratorium, maka lokasi laboratorium terintegrasi akan dibangun di sekitar Jakarta," kata Direktur Utama Surveyor Indonesia M. Arif Zainuddin, di Jakarta, Rabu.
Menurut Arif, anggaran tersebut digunakan untuk pembangunan fisik, pengembangan laboratorium lengkap dengan semua akreditasinya.
Meski kajian pembangunan laboratorium sudah dalam tahap finalisasi, namun Arif belum menyebutkan lokasi persis pembangunan laboratorium terpadu sektor energi tersebut.
"Masih dicari, tapi yang pasti harus dekat dengan pusat kota Jakarta. Mengingat, potensi market jasa survei, inspeksi, verifikasi dan sertifikasi banyak terdapat di Jakarta," tegasnya.
Ia beralasan, lokasi laboratorium terintegrasi harus berada di sekitar Jakarta, agar lebih mudah dalam pengiriman sampel laboratorium dan jaminan ketersediaan perangkat teknologi.
Saat ini Surveyor Indonesia telah memiliki laboratorium yang fokus untuk mineral dan batubara sebanyak 18 tempat yang tersebar di beberapa titik di Tanah Air.
Beberapa di antaranya seperti laboratorium batu bara dan mineral di Semarang, laboratorium lingkunan di Batam, Medan, laboratorium minyak sawit (cpo) di Dumai.
"Diharapkan semua laboratorium Surveyor Indonesia harus berstandar internasional yang mendapatkan ISO 17020," ujarnya.
Selain menggarap sektor tambang mineral dan batubara, kegiatan usaha Utama Surveyor Indonesia juga mencakup jasa inspeksi dan verifikasi, pengujian dan analisis serta pelatihan yang mencakup berbagai sektor industri dan fasilitas, sistem pembangkit, keselamatan dan jasa umum.
Pada 2016 Surveyor Indonesia menargetkan pendapatan sebesar Rp975 miliar, sementara sampai dengan November 2016 sudah mencapai Rp954 miliar.
Saat yang bersamaan laba perseroan sampai dengan November 2016 sudha mencapai Rp114 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp137 miliar sampai dengan akhir 2016.
Pendapatan terbesar masih dikontrinusi layanan konsultasi penguatan instansi dan kelembagaan, selanjutnya sektor migas, mineral dan batubara, sistem pembangkit serta sektor infrastruktur.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016