Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan pelunasan pinjaman Indonesia ke International Development Association (IDA) tidak akan membenani APBN.
"Indonesia memang sudah tidak lagi menjadi penerima pinjaman dari International Development Association. Namun, masih memiliki kewajiban untuk melunasinya. Kami pastikan tidak akan membenani APBN," katanya usai menjadi pembicara di IDA Replenishment Meeting 2016 di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, pelunasan pinjaman dari IDA tidak akan membebani anggaran negara karena bisa dilakukan dalam jangka cukup panjang yaitu hingga 10 tahun.
Indonesia telah menjadi anggota IDA sejak 1968 dan menerima pinjaman pada 1980. Total pinjaman yang diterima Indonesia mencapai 2.744,5 juta dolar AS dan hibah senilai 412,5 juta dolar AS.
"Ada banyak keuntungan yang diperoleh, di antaranya dapat menikmati bantuan dengan suku bunga nol persen. Pelunasan pun bisa dilakukan dalam jangka waktu cukup panjang," katanya.
Saat pertama kali menerima bantuan, Sri mengatakan, dana tersebut banyak digunakan untuk mendukung program pembangunan infrastruktur di Indonesia serta pembangunan di sektor kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
Meski masih harus melunasi pinjaman, Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi dalam organisasi tersebut dengan memberikan sedikit bantuan untuk penyelenggaraan program pengentasan kemiskinan.
Secara umum, IDA memberikan bantuan kepada negara-negara yang sedang mengalami kesulitan karena berbagai sebab, di antaranya perubahan iklim, konflik, penanganan pengungsi atau negara yang mengalami kesulitan akibat menurunnya komoditas.
"Tentunya, negara-negara yang akan menerima bantuan harus memiliki kebijakan dan komitmen dalam menggunakan bantuan yang diterima untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi," katanya.
Sejak didirikan, IDA sudah menyediakan dana sekitar 0,5 triliun dolar AS untuk investasi di 112 negara dengan komitmen rata-rata dari negara donor mencapai 19 miliar dolar AS per tahun dalam tiga tahun terakhir. Setengahnya, disalurkan ke negara-negara di Afrika.
Dalam pertemuan puncak IDA di Yogyakarta akan disepakati komitmen kebijakan dan pagu dana untuk memberikan bantuan kepada negara peminjam.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016