"Cukup satu gol saja tidak kebobolan menjadi modal menghadapi pertemuan kedua," kata salah satu suporter Persib Bandung Viking, Cecep di Padang, Selasa.
Menurutnya secara kekuatan di lapangan pemain Indonesia kalah kemampuan dari pemain Thailand, namun dengan strategi yang tepat berpeluang menang.
Dia menganalogikan kesuksesan Leicester City juara Liga Inggris musim lalu bukan pada kualitas pemain tapi strategi pelatih yang jitu.
"Rasanya ini bisa digunakan pelatih melawan Thailand nanti," tambahnya.
Dia juga berharap dukungan dari suporter Indonesia yang menonton nantinya menjadi motivasi semangat tim untuk menang.
Hal yang sama diungkapkan suporter klub Semen Padang Harinaldo, menurutnya bermain tanpa beban harus dilakukan timnas saat melawan Thailand.
"Thailand saat ini terbaik dan difavoritkan, namun bisa jadi bumerang jika tim Indonesia tampil lepas meski jadi tuan rumah," ujarnya.
Dia menambahkan bila berkaca pada pertandingan semifinal lalu, peluang Indonesia masih terbuka dengan catatan kembali melakukan penyerangan sejak awal dan mendikte permainan lawan.
"Satu pemain yang harus diwaspadai sejak awal yakni penyerang Teerasil Dangda," katanya.
Senada salah satu Milanisti atau pendukung klub AC Milan Indonesia Derri juga berharap timnas mampu menjegal pergerakan Teerasil Dangda.
Menurutnya pengalaman bermain di Liga Spanyol dan Manchester City menjadi andalan Dangda untuk mengacak pertahanan Indonesia.
"Jika Dangda dimatikan Thailand akan sedikit kekurangan kekuatan," ujarnya.
Sebelumnya Pelatih Semen Padang Nil Maizar juga menyatakan dukungannya Timnas menang atas Thailand.
Menurutnya hasil di semifinal menjadi modal untuk Indonesia menang dan juara.
Sementara itu pelatih timnas Alfred Riedl menyatakan optimistis dengan kemampuan anak asuhnya untuk menghadapi Thailand pada final leg pertama Piala AFF yang akan dimainkan pada Rabu (14/12).
"Kami mampu, kami berhasil mencapai final, kami bangga dengan pencapaian kami saat ini," ujarnya.
Pewarta: MR Denya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016