"Kami sudah sejak lama mengusulkan pemanfaatan Bandara Selaparang menjadi pusat MICE di NTB mengingat luasnya mencapai 65 hektare," kata M Nur Haedin di Mataram, Senin.
Menurut pria yang akrab disapa Edo itu, lokasi Bandara Selaparang cocok untuk dijadikan pusat MICE internasional mengingat NTB belum memiliki lokasi MICE yang representatif.
Padahal, NTB khususnya Pulau Lombok sudah ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata sebagai salah satu destinasi wisata MICE di Indonesia.
"Kalau hanya Bandara Selaparang itu dikelola sebagai sekolah penerbangan sangat kecil manfaatnya. Tetapi coba, kalau itu di buat lokasi MICE maka akan lebih menguntungkan," jelasnya.
Diakuinya, selama ini INNCA selalu kewalahan menghadapi permintaan sejumlah pihak untuk membuat acara di NTB karena terkendala lokasi MICE yang masih sangat terbatas.
Bahkan, pada 2017 terdapat 10 event berskala nasional maupun internasional dipastikan akan diselenggarakan di daerah itu. Mulai dari pameran mobil dan IKM serta sejumlah event lainnya.
Karena itu, dengan keterbatasan lokasi, Edo berharap kedepan agar pemanfaatan bandara Selaparang di kota Mataram bisa dijadikan tempat MICE. Tentunya, pemanfaatan itu dilakukan Pemerintah Provinsi dan pemerintah kota Mataram.
"Harapan kami Kementerian BUMN melalui PT Angkasa Pura I bisa mengubah Bandara Selaparang menjadi wisata MICE," imbuhnya.
Bandar Udara Selaparang di Mataram, NTB ditutup sejak 1 Oktober 2011. Penutupan bandara Selaparang menyusul beroperasinya bandar udara Lombok Internasional Airport (LIA) di Kabupaten Lombok Tengah. Namun pada 2014, Bandar Selaparang resmi dibuka kembali oleh PT Angkasa Pura I selaku pengelola bandara menjadi sekolah penerbangan.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016