Meulaboh, Aceh (ANTARA News) - Semburan gas dari perut bumi di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh merusak kontruksi bangunan rumah warga sekitar pemukiman Desa Kubu, Kecamatan Tripa Makmur, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Nagan Raya, Samsul Kamal, di Nagan Raya, Senin, mengatakan, belum diketahui apakah gas yang keluar dari semburan lumpur itu beracun, karena belum dilakukan pemeriksaan secara teknis.
"Yang keluar itu gas liar, bisa ditemukan dibekas rawa-rawa dan endapan kayu, kami sudah sterilkan lokasi. Belum kita ketahui apakah berbahaya atau tidak, masih menanti tim dari Provinsi Aceh turun membawa alat detektor gas,"katanya.
Semburan gas tersebut awalnya ditemukan pekerja pengali sumur bor, Minggu (11/12), pekerja yang melihat keanehan itu menghentikan aktivitas untuk sejenak, berselang sekitar satu jam semburan lumpur keluar menyemprot sekitar 20 meter.
Menurut analisis Distamben, semburan gas liar itu bisa ditemukan di kawasan setempat atau dimanapun, seperti yang dialami oleh pekerja galian sumur bor itu menemukan tenaga dorongan gas pada kedalaman sekitar 40 meter dalam perut bumi.
Samsul Kamal menjelaskan, semburan air, pasir bersama lumpur tersebut hanya terjadi sekitar 1,5 jam langsung berhenti, kemudian hanya berjarak sekitar 30 meter dari lokasi tersebut juga ditemukan satu lubang yang juga mengeluarkan semburan, Senin (12/12).
"Tadi juga kami menemukan satu lubang lagi yang mengeluarkan semburan seperti itu pada bekas galian lama, jarak sekitar 30 meter dari lokasi temuan kemarin. Keluar juga semburan air, pasir, lumpur dan tekanannya sudah lumayan besar," jelasnya.
Semburan gas, air, pasir dan lumpur di Nagan Raya, Aceh itu bukanlah kejadian yang pertama, namun beberapa tahun lalu juga pernah muncul semburan gas disalah satu rumah warga yang juga secara geografis berada di daerah bekas rawa-rawa.
Samsul Kamal menjelaskan, temuan pekerja penggalian sumur bor itu masih sangat dangkal, hanya mengunakan lima batang pipa berukuran panjang lima meter menusuk perut bumi atau di kedalaman sekitar 40 meter dari permukaan tanah.
Sebab itu apabila ada endapan galian liar, maka secara langsung menyentuh akan pipa mengeluarkan tekanan kuat ke atas sehingga menyumburkan apapun dari dasar tanah, terutama air, pasir dan lumpur dengan tekanan cukup lumayan besar.
"Kami melihat sumber gas itu memang ada, cuma potensinya tidak cukup kalau untuk dikelola sebagai sumber energi skala industri. Rumah rusak itu benar dan sebenarnya cuma kontruksi teras rumah, ketika semburan keluar kemarin," katanya menambahkan.
Pewarta: Anwar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016