"Ketika bertemu para alim ulama, Pak Jokowi responnya sangat baik. Kami membicarakan tentang keadilan, kesetiaan terhadap negara, penanganan masalah-masalah secara menyeluruh dan tentang ekonomi," kata Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut C Qoumas di sela-sela peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan tajuk Silaturahim Presiden Bersama Kiai Sepuh Indonesia.
Menurutnya, acara ini dilatarbelakangi kesadaran pentingnya peran ulama dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa. Terlebih saat ini sejumlah komponen bangsa tengah berselisih dan berbeda pendapat, sehingga peran ulama dan kiai sepuh sangat dibutuhkan.
"Maka para ulama berkumpul di sini untuk berbicara dengan presiden. Pemerintah enggak bisa dibiarkan sendiri. Kami pandang ulama bisa beri solusi (kepada presiden). Harapannya, agar situasi di Indonesia dapat kembali normal (rukun dan damai)," katanya.
Pasalnya pihaknya merasa bahwa potensi konflik antar dan internal umat beragama saat ini cenderung meningkat.
"Jangan sampai kita terpecah belah. Jangan sampai kondisi kita (Indonesia) kayak di Timur Tengah," ujarnya.
Ia mengatakan kemajemukan Indonesia seharusnya disikapi dengan rasa toleransi yang tinggi, saling menghargai dan saling menjaga.
Yaqut atau akrab disapa Gus Yaqut mengajak masyarakat untuk mendukung kepemimpinan pemerintahan Presiden Jokowi.
Presiden pun, menurutnya telah berjanji menyelesaikan segala permasalahan dengan adil dan sebaik-baiknya.
Pihaknya pun menyayangkan berita-berita bohong dan bernada hasud yang beredar di media sosial.
"Apa yang beredar di medsos itu mengurangi kepercayaan (masyarakat) terhadap ulama. Jangan sampai ulama kehilangan rasa kepercayaan masyarakat," katanya.
GP Ansor sendiri menegaskan komitmennya kepada kebenaran dan mendukung NKRI.
"Kami cinta Indonesia. Itu harga mati. Kami akan bela mana yang benar, mana yang terbaik, mana yang lebih banyak maslahatnya," ujarnya.
Selain dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, acara juga dihadiri oleh Menteri ESDM Ignatius Jonan, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016